"Mas, Anda kenal dengan pemilik ponsel ini?"
Mendengar suara pertanyaan dari seorang pria tak dikenal tersebut membuat aku terdiam dan bertanya-tanya dalam hati. Siapa dia? Kenapa dia pegang ponsel adikku?
"Mas...?" Tanya pria itu kembali.
"Oh, maaf!" Jawabku. "Ini dengan siapa, ya?" Tanyaku melanjutkan.
"Pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan, Mas!"
"Innalillahi..." Aku terkejut. "Sekarang ada di mana?"
"Di jalan Jembatan Gantung, Mas!" Jawab pria tak dikenal tersebut. "Kalau bisa, Mas cepat ke sini!"
Tak berpikir lama, aku langsung menuju tempat di mana adikku mengalami kecelakaan. Ridwan pun aku bawa ke tempat itu.
Sesampainya di sana, telingaku begitu bising mendengar tangis histeris dari para warga yang ada di tempat itu. Hatiku pun semakin berdebaran ketika melihat bis yang terguling dengan sisa-sisa asap yang masih terlihat dan mengganggu pernapasanku.
Aku melihat satu persatu korban yang masih selamat. Dalam pikirku, akan lebih mudah mencari orang yang masih bisa bernapas daripada mencari orang yang sudah tak bernyawa. Entahlah, pemikiranku memang sedang labil dan hanya mampu berpikir demikian. Tetapi, setelah aku mencari semua korban, baik yang masih selamat maupun tidak, tak nampak juga aku temukan adikku bersama suaminya.
"Pak, tolong carikan adik saya! Tak mungkin ponselnya ada di sini, kalau dia juga tak ada di sini!"