Investasi bernilai tinggi tersebut, kemudian harus berhadapan dengan penggunaan setelah kegiatan. Lebih jauh lagi, dibutuhkan biaya pemeliharaan rutin.Â
Maka dengan mudah, ikon sebuah perhelatan kemudian menjadi monumen yang tidak terpakai sesudahnya. Pernyataan keinginan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 perlu dipikir ulang.
Bagaimana dengan hiruk pikuk, lomba adu cepat Formula E di ibu kota? Kondisinya serupa dengan berbagai ilustrasi di atas. Bila tidak terkalkulasi dengan baik, rakyat pula yang harus menanggung derita. Jangan pula, hanya dimanfaatkan elite, sebagai ajang mencari citra.Â
Sebab, citra terbaik adalah dalam bentuk kinerja, bagi seluruh layanan kepentingan publik. Hitung dengan cermat!