Demikian pula dalam melihat selimut duka pemilu kali ini dengan kematian anggota KPPS. Sebagaimana Polanyi, pendekatan berbasis angka kuantitatif dalam perspektif positivistik dalam mencari realitas, hanya akan berhadapan dengan kegagalan memahami esensi kemanusiaan, yang tidak bisa dilepaskan dari aspek moralitas, estetis dan ikatan sosial, atau dalam makna mendalam meninggalkan kesadaran.
Jadi sudahkan kita berkaca dari kejadian ini untuk melihat sentuhan kemanusiaan, melampaui kepentingan jangka pendek? Silahkan dijawab.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!