Memasuki era internet dan digital pada tahun 2020 ini kebutuhan akan informasi yang update dan cepat pun semakin bertambah. Kini penyebaran informasi tidak hanya dapat dilakukan secara linear dengan media tradisional melainkan bisa dilakukan secara interactive menggunakan new media. Karena menurut Widodo dalam bukunya "Jurnalisme Multimedia", karakteristik dari new media mencakup global, virtual dan interaktif berarti dia dapat dengan mudah di jangkau semua orang serta memberikan ruang untuk konsumen informasi untuk dapat berinteraksi dengan media.
Dengan adanya karakteristik virtual dalam new media menandakan bahwa visual sangat penting untuk memikat atau menarik minat konsumen informasi. Karena itu kemudian visual journalism berkembang secara pesat, salah satu new media yang memakai format visual journalism adalah Narasi TV.
Apa itu Visual JournalismÂ
Fransworth dari BBC kemudian menjabarkan Virtual Journalism sebagai bentuk dari digital journalism yang menggambarkan data menggunakan gambar, infografik maupun video. Sehingga informasi yang biasanya hanya tersampaikan melalui tulisan dan suara kini juga divisualkan secara digital yang artinya tidak seperti televisi, dia dapat di akses dimana saja berkat adanya Internet.
Sekilas tentang Narasi.tv
Narasi tv merupakan perusahaan startup yang didirikan oleh presenter politik kondang Najwa Shihab pada awal tahun 2018 yang lalu. Berawal dari channel Youtube yang berkonsepkan televisi digital kini sudah memiliki sekitar 14 program yang didistribusikan melalui channel youtube ataupun website dari Narasi tv dan sejak tanggal 29 November 2019 kemarin Narasi tv sudah terdaftar serta terverifikasi oleh Dewan Pers Indonesia.
Narasi tv memiliki website yang didalam terdapat berbagai informasi yang disusun dalam berbagai format visual dari video, podcast dan artikel. Namun porsi untuk video lebih ditonjolkan daripada bentuk informasi yang lainnya. Link-link video ini juga langsung tersambung dengan channel mereka di youtube sehingga membentuk interconnectivity yang baik antara website dan channel youtube mereka.
Visual berbentuk Video lebih diminati di Indonesia
Survei dari Neilsen pada bulan Maret yang lalu menunjukan kalau 68% orang Indonesia menggunakan Youtube sebagai media yang paling sering mereka gunakan. Karena itu dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumen informasi Indonesia sangat menyukai informasi yang dikemas dalam bentuk visual video, mungkin dikarenakan lebih mudah dan lebih atraktif untuk ditonton daripada hanya sekedar membaca artikel, mendengarkan radio atau melihat infografik.
Disini juga menjadi kunci mengapa perkembangan Narasi.TV dapat memperlihatkan grafik peningkatan yang baik dan signifikan. Mereka merupakan new media yang memfokuskan diri dengan menyebarkan informasi melalui video sehingga lebih dapat masuk dan digemari oleh masyarakat Indonesia.
Tingkat literasi informasi masyarakat Indonesia masih rendah
Indonesia sayangnya memiliki masalah yang amat fundamental dalam hal penerimaan informasi yakni masyarakatnya memiliki daya literasi informasi yang rendah. Kemampuan literasi Informasi menurut The Prague Declaration adalah kemampuan seseorang dalam mengelola informasi yang dia terima pertama-tama dengan mengumpulkan segala informasi yang ada kemudian mengolahnya dengan mengindentifikasi, menempatkan dan mengeliminasi informasi yang salah kemudian menyimpulkan informasi yang benar setelahnya dan dapat digunakan dalam penyelesaian masalah.
Dalam riset yang dilakukan oleh Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) pada 2019 yang lalu, ditemukan data bahwa kelompok berusia 55 tahun keatas memiliki daya literasi yang tidak baik sementara jika dikelompokan melalui kelompok profesi, pensiunan dan ibu rumah tangga menjadi tingkat masyarakat yang berliterasi rendah. Hal ini menjadikan Hoax atau kesalahan informasi menjadi mudah menyebar di Indonesia.
Hoax dengan mudah menyebar lewat aplikasi Whatsapp
Dengan adanya kelompok profesi ibu rumah tangga yang memiliki tingkat literasi rendah maka akan sangat cepat Hoax dapat menyebar. Dikarenakan kecenderungan ibu-ibu yang menyebarkan informasi tanpa adanya pengecekan fakta terlebih dahulu. Data Mafindo pada Oktober 2019 yang lalu mencatat bahwa Whatsapp adalah platform chatting yang paling sering digunakan untuk menyebarkan Hoax dengan angka penggunaan sebanyak 16,36%. Hoax yang mengkombinasikan bentuk narasi dan video menempati peringkat ketiga jenis hoax yang tersebar dengan angka 15,45%.
Hoax mengenai RUU Cipta Kerja
Terbaru yang sedang ramai di Indonesia adalah mengenai pro dan kontra dari RUU Cipta Kerja. Menaker bahkan secara terang-terangan menyebutkan bahwa media ikut ambil andil dalam penyebaran hoax yang terjadi. RUU Cipta Kerja memang merupakan topik yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat di Indonesia.
Beberapa poin didalamnya dianggap tidak membela hak-hak pekerja oleh kalangan buruh namun DPR berdalih bahwa RUU Cipta Kerja di ciptakan untuk mensejahterakan buruh. Terlepas dari beberapa pandangan dan isu yang dibahas, hoax atau informasi palsu memancing massa untuk melakukan aksi unjuk rasa dan turun di jalan. Ada banyak resiko yang dapat diterima oleh masa yang turun di jalan apalagi dengan keadaan pandemi yang belum menemukan titik terang kapan selesainya ini.
Peran Narasi tv
Sebagaimana peran media yang berintegritas dalam menghadapi hoax dan kesalahan informasi. Peran Narasi tv adalah memberikan sumber atau refrensi informasi yang benar untuk masyarakat. Narasi mempunyai keunggulan dibandingkan media-media lain yang ada pada saat ini karena dia menonjolkan penyaluran informasi melalui bentuk visual video.
Ditambah fakta bahwa masyarakat Indonesia sangat suka untuk menggunakan platform Youtube untuk mencari informasi maka Narasi tv dapat dengan mudah masuk kedalam pusaran penyebaran informasi tersebut dan menyebarkan informasi yang benar.
Terdapat berbagai program unggulan didalam Narasi tv yang dapat langsung menjaring banyak penonton salah satunya adalah Mata Najwa. Melalui program tersebut masyarakat diajak melatih kemampuan literasinya dengan mendengarkan berbagai pandangan yang berasal dari berbagai narasumber yang tentu kompeten dalam bidangnya masing-masing. Program pembicaraan yang dibawa oleh Najwa Shihab tersebut sering membahas isu yang sedang naik dan hangat dibicarakan oleh masyarakat Indonesia.
Menyediakan Informasi yang Mudah dimengerti dan diakses
Narasi tv kemudian juga mudah diakses, kemudahan akses juga menjadi kunci peran penting Narasi tv dalam menyebarkan informasi karena berbagai level masyarakat dapat dengan mudah dijangkau dan jamah. Narasi tv dapat dengan mudah diakses melalui Youtube dan memiliki layout website yang mudah dimengerti juga, di web maupun Youtube juga ditambahkan link yang bisa menghubungkan kedua-duanya.
Bentuk informasi yang berformat video juga menjadi keunggulan karena menjadi mudah dipahami oleh masyarakat Indonesia. Karena didalam video selain terdapat narasi informasi dan suara juga disematkan penggambaran dalam penyampaian informasinya sehingga masyarakat selain betah menonton juga dapat memahami informasi yang disampaikan.
Terakhir adalah masyarakat Indonesia sudah saatnya menyadari bahwa kemampuan literasi informasi itu sangat penting, karena bila kemampuan tersebut dianggap. Narasi tv hadir sebagai salah satu bentuk jurnalisme baru yang mengedepankan penyampaian informasi menggunakan video yang berperan sebagai sumber informasi terpecaya untuk melatih daya literasi masyarakat karena penyampaian pesan melalui video lebih mudah untuk dimengerti daripada bentuk informasi yang lainnya saat ini.