Mohon tunggu...
Zefan Golo
Zefan Golo Mohon Tunggu... Lecturer Public Health & Hospital Management -

With heart to God n hand to man

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pemda Pasif Sebelum Bencana

16 Oktober 2018   07:09 Diperbarui: 16 Oktober 2018   07:31 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Sulteng dan Presiden Jokowi

Minimnya perhatian pemerintah daerah Sulteng terhadap mitigasi bencana juga terlihat dari dari anggaran yang dialokasikan oleh pemda. Hasil penelusuran menemukan bahwa sejauh ini pemprov Sulteng hanya menyediakan dana mitigasi bencana sebesar 0,1 % sampai 0,3% dari total APBD. Dana yang kecil tersebut menurut saya tidak akan efektif untuk digunakan dalam rangka membangun persiapan daerah mengahadapi bencana. 

Jika saja gubernur dan seluruh stakeholder terkait sudah jauh-jauh hari menyadari bahwa wilayah Palu dan sekitarnya rawan bencana, maka mitigasi yang kuat harus dipersiapkan sehingga alokasi dananya pun sudah seharusnya dinaikkan.

Pasifnya pemerintah daerah terutama gubernur pada akhirnya menimbulkan korban jiwa yang banyak dan kerugian yang besar. 

Namun sesungguhnya hal ini dapat diminimalisir andai saja sejak awal gubernur/bupati/walikota dan seluruh instansi terkait mau lebih mendengarkan peringatan akan potensi bencana gempa dan tsunami di wilayah kota Palu dan sekitarnya, serta selanjutnya mereka sadar untuk mempersiapkan mitigasi yang baik.

Pasca gempa dan tsunami di kota Palu dan sekitarnya, terjadi eksodus masyarakat dalam jumlah besar dari kota Palu. Mereka memutuskan meninggalkan kota Palu. Respon negatif justru kembali diucapkan oleh gubernur sulteng dengan menyatakan bahwa dirinya kecewa dengan warga yang meninggalkan kota Palu. 

Bagi saya eksodus masyarakat dari kota Palu sebenarnya wajar dilakukan oleh warga yang tidak yakin dengan kondisi tempat tinggalnya yang rawan dengan bencana sehingga dapat mengancam nyawa mereka. 

Apalagi ditambah dengan pemerintah daerahnya yang sejak awal sebelum bencana terjadi ternyata tidak mampu menyadarkan warganya akan potensi bencana yang sebenarnya sudah diketahui sejak awal oleh pemerintah daerah namun kurang responsif. 

Selain itu pemerintah daerah terutama pemimpinnya (gubernur dan walikota) juga belum mampu meyakinkan semua warganya untuk tetap tinggal.

Saat ini yang paling utama dilakukan memang adalah membantu para korban di kota Palu, Donggala dan Sigi. Syukurlah bantuan pemerintah pusat, daerah-daerah lain serta bantuan yang datang dari luar negeri mampu mengurangi beban masyarakat di kota palu, Donggala dan Sigi.

Sulteng memang harus bangkit, namun bukan hanya masyarakatnya saja yang diminta bangkit, melainkan juga pemerintah daerahnya yang harus bangkit dari ketidaksadaran akan potensi bencana yang selama ini seperti terlupakan.

*Tulisan ini sebenarnya ingin saya tulis di kompasiana sejak 2 minggu yang lalu, namun karena kesulitan (masalah) log in pada kompasiana akhirnya baru dapat saya tuliskan pagi ini, setelah melewati perjuangan yang cukup melelahkan agar bisa log in. Hehehe....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun