Melihat dia salah tingkah seperti itu, saya jadi kasihan padanya. Dan entah karena apa, saya merangkul leher Fuad dan mencium pipinya, “It’s okay. Saya nggak marah kok.”
“Thanks, Yo. Besok saya anter kamu ke vihara, ya?”
“Kamu kan islam masa pergi ke vihara?” tanya saya heran dengan ajakannya.
“Memang saya islam, lantas kenapa kalo saya pergi ke vihara sama kamu?
“Emang kamu nggak takut dibilang munafik atau dibilang kafir sama orang lain?”
“Stop! Kita nggak usah bahas itu. Cuma Tuhan yang berhak memunafikkan dan mengkafirkan manusia. Okay besok kamu saya jemput. Kita ke vihara bareng-bareng.”
“Thanks, Fuad.” kata saya tersenyum.
“Selamat Hari Raya Waisak, Yoyo.” kata Fuad juga sambil tersenyum manis sekali.
Selamat Hari Raya Waisak juga buat seluruh teman-teman yang merayakan. Budha bless you.