Di balik tatapan mata jernih seekor anjing, ada satu pesan sederhana: kamu adalah dunianya. Tak peduli sebesar apa rumahmu, sehebat apa pekerjaanmu, atau seberapa sibuk aktivitasmu, baginya, keberadaanmu adalah pusat dari segalanya.
Saat pulang kerja dengan wajah lelah, sering kali seekor anjinglah yang menyambut dengan ekor bergoyang penuh semangat, seakan berkata, "Aku merindukanmu seharian." Tak ada penilaian, tak ada syarat. Yang ada hanyalah sukacita tulus karena tuannya kembali.
Banyak kisah mengharukan tentang kesetiaan anjing yang terus dikenang hingga kini. Dari Hachiko di Jepang yang menunggu tuannya pulang selama bertahun-tahun di stasiun, hingga kisah sehari-hari di rumah kita masing-masing: anjing yang duduk diam di depan pintu, menanti suara langkah pemiliknya. Semua itu menegaskan satu hal: kasih sayang seekor anjing tidak pernah berkurang.
Psikolog hewan menyebut, ikatan antara anjing dan manusia bukan sekadar kebiasaan, melainkan keterikatan emosional yang mirip dengan hubungan orang tua dan anak. Itulah sebabnya, anjing bisa merasa cemas saat ditinggal, sekaligus bahagia luar biasa saat pemiliknya kembali.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, mungkin kita kerap lupa bahwa ada makhluk yang menanti dengan setia di rumah. Mereka tidak menuntut banyak---hanya waktu, sentuhan hangat, dan perhatian sederhana. Bagi anjing, satu menit bermain bersama lebih berharga daripada jam-jam kesepian.
Kalimat "bagi anjing, kamu adalah dunianya" seharusnya membuat kita merenung. Bahwa di balik kesibukan manusia, ada setia yang tak tergantikan. Anjing mungkin hanya bagian kecil dari hidup kita, tetapi bagi mereka, kita adalah segalanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI