Mohon tunggu...
YOSERIZAL. S.Pd
YOSERIZAL. S.Pd Mohon Tunggu... Penulis - politik dan bisnis

Biarkanlah dirimu dibentuk oleh tarikan yang kuat dari sesuatu yang kamu cintai. -Rumi-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meneladani Sosok Kristiani Herrawati sebagai Ibu Negara

1 Juni 2020   17:25 Diperbarui: 1 Juni 2020   17:25 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
megapolitan.kompas.com

Laku keseharian Ani dikenang sebagai representasi sosok ibu yang baik. Selain itu, Ani juga menjadi cermin bagi hadirnya kepemimpinan perempuan yang kuat, kreatif, dan tangguh. 

Menjadi Ibu Negara (2004-2014), aktivitas beliau tidak sebatas menjalankan agenda yang tercatat dalam daftar panjang kegiatan istana. Sepak terjang Ani juga ditentukan oleh visi, misi, nilai dan cara pandangnya dalam melihat masalah sosial kemasyarakatan di sekitarnya.

Sebagai teman diskusi sehari-hari Kepala Negara, Ani juga mengajarkan kita tentang keuletan dan etos kerja didalam menjalankan kehidupan. Hal itu di buktikan juga oleh Ani ketika menemani SBY bertugas menjadi seorang Presiden. 

Ani sering sekali tampak membuat notulensi diskusi yang berisi catatan informasi dan masukan untuk masyarakat. Saat Presiden SBY membutuhkan informasi yang terlewatkan, Ani tidak canggung mengingatkan. Ani tidak saja menjalankan fungsinya sebagai istri, tetapi juga sebagai teman kerja bagi SBY.

Suatu ketika, bangsa ini tengah menghadapi situasi psikologis yang terguncang, Ani mampu tampil dengan kuat dan cekatan untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Saat itu ketika  masyarakat Aceh ditimpa bencana tsunami. 

Di malam pertama itu juga, Ani berinisiatif dan langsung mengambil keputusan untuk mengorganisasi penggalangan bantuan bencana dari saudara, kerabat, teman, kolega dan jaringan di sekitarnya. 

Sikap Ani yang sangat humanis kepada masyarakat Aceh, membuat ketegangan sebelum bencana pun hilang ditanah rencong tersebut. Besarnya perhatian Ani terhadap anak-anak yang kehilangan orangtua dan juga orangtua yang kehilangan sanak familinya itu, tak akan lekang oleh zaman.

Demikian juga untuk memajukan nilai-nilai inovasi dan kreativitas kebangsaan. Ani dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai fotografi, batik, kriya, dan kerajinan-kerajinan tradisional yang diproduksi langsung dari masyarakat lokal. 

Tindakan itu dibuktikan oleh Ani ketika menyuarakan usulan agar pusat-pusat perbelanjaan modern menyediakan tempat khusus bagi pelaku kreatif. Tujuannya agar produk-produk tersebut juga bisa bersaing dengan produk luar. Selain itu Ani juga menghimbau agar pusat perbelanjaan membuatkan etalase unik untuk produk kreatif binaan dengan brand bernama the best of Indonesia.

Dari segi perhatian untuk tenega kerja juga tidak luput dari setuhan Ani. Terutama bagi hak-hak perempuan di dunia usaha. Ani menginginkan tidak adanya persoalan gender yang begitu senjang antara sesama buruh.

Di dunia perfilman, Ani mengusulkan adanya kebijakan agar bioskop-bioskop nasional tetap bisa memberikan ruang dan porsi tersendiri bagi pemutaran film-film garapan anak bangsa. Tujuan pengusulan itu agar film tersebut mampu bersaing dalam kompetisi pasar di negeri sendiri.

Semua itu ia lakukan dengan tekun, telaten, dan penuh suka cita. Bahkan, di pengujung akhir hayat sekalipun, Ani dengan sengaja dan rapi menuliskan semua tindakan medis yang ia terima dari tim dokter selama menjalani perawatan intesif melawan kanker darah di National University Hospital (NUH), Singapura.

Untuk mengenang seorang sosok ibu negara, perempuan Indonesia harus menjadikan perjalanan hidup ibu Ani sebagai 'The roll of Wonder Women Indonesia.' Artinya, setiap perempuan di Indonesia mesti membaca kisah-kisah perjalanan hidup ibu Ani dan menerapkannya pada kehidupan keluarga maupun di lingkungan sosial lainnya. Kita semua berharap, semoga mendiang ibu Ani senang tiasa tenang di sisi yang maha Kuasa. Amin.

YOSERIZAL: Pengamat Sosial & Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun