Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menulis, Sebuah PR di Tahun 2024

29 Maret 2024   16:04 Diperbarui: 29 Maret 2024   16:16 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia masih menempatkan diri di posisi lebih tinggi dan paling benar. Setidaknya sampai saya menjelaskan situasi realitas yang sangat berbeda dengan pandangan idealnya.

Ia bahkan tidak meminta maaf sama sekali, ketika tanpa basa-basi menyinggung hal-hal sensitif yang tidak seharusnya dihakimi secara sepihak, dengan hanya memakai standar berdasarkan sudut pandang dan pengetahuan pribadi.

Entah karena memang dia terlalu pintar, kotak empatinya rusak, atau saya yang memang terlalu bodoh. Mungkin, ketiganya memang berpadu-padan secara membagongkan.

Hal ini berlangsung, setidaknya sampai saya terpaksa harus menjelaskan situasi berdasarkan sudut pandang yang berlaku secara umum, dan berbeda dengan bayangannya, yang pada titik tertentu cenderung "overthinking".

Dengan model interaksi seperti ini, bahkan di media sosial, saya merasa energi lebih cepat terkuras. Memang, jam tidur jadi lebih banyak, tapi tingkat produktivitas dan kreativitas jadi kacau.

Perlu waktu sampai saya bisa kembali merasa siap, karena paduan interaksi yang tidak seimbang, ditambah "overthinking" yang ada benar-benar toksik.

Meski bukan penyakit, "overthinking" ternyata bisa menular dan berdampak negatif, karena mengganggu pikiran.

Apa boleh buat, ide-ide tulisan yang sudah ada di kepala jadi terbengkalai dan ada yang tak jadi ditulis karena terlanjur basi.

Satu-satunya yang bisa saya syukuri di sini hanya dukungan dan masukan tulus dari teman-teman yang suportif. Dari mereka, ada keberanian untuk mengakui, saya tidak sedang baik-baik saja, mulai bersikap lebih lugas, dan memberi ruang pada diri sendiri untuk bebas bersuara di tulisan ini.

Selain untuk tujuan personal, secara teknis ini sesuai dengan saran psikolog klinis yang pernah saya jumpai, untuk menjadikan menulis sebagai satu sarana terapi, terutama saat ada gangguan psikologis atau pikiran.

Bukan untuk FOMO soal isu kesehatan mental, tapi supaya pikiran tetap waras, dengan melakukan aktivitas sesuai saran  tenaga ahli. Lagipula, orang yang menebar "racun" tidak akan menggubris permintaan tolong orang yang terpapar, sampai ia sendiri kena senjata makan tuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun