Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia, Argentina, dan Sebuah Perspektif

21 Juni 2023   09:00 Diperbarui: 22 Juni 2023   00:03 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beruntung, stamina para pemain mampu bertahan sampai akhir, sehingga tak keteteran menghadapi keterampilan individu dan kecepatan para pemain lawan.

Momen "duel" Alejandro Garnacho Vs Asnawi  yang belakangan viral di media, telah menjadi satu contoh sempurna. Pujian pun berdatangan, karena Asnawi dinilai tampil baik di pos bek kanan.

Tapi, terlepas dari segala puja-puji yang datang, termasuk dari Presiden Jokowi yang ikut menonton langsung di stadion, masih ada PR yang perlu dibereskan, yakni meningkatkan kualitas pemahaman taktik dan kekompakan saat bermain sebagai sebuah tim.

Masalah kualitas pemahaman taktik ini masih terlihat, dari pola strategi yang digunakan. Belum banyak variasi, karena masih terlalu banyak mengandalkan kecepatan lari pemain atau lemparan jauh Pratama Arhan.

Jika variasi taktik ini terbaca dan bisa diantisipasi lawan, hasilnya akan buntu. Maka, perlu ada peningkatan kualitas pemahaman taktik, yang kebetulan bisa didapat dari pengalaman bertemu Argentina.

Hal ini menjadi satu hal umum di sepak bola modern, yang memang begitu dinamis. Banyak aspek yang bisa dipelajari dengan cepat, sehingga tuntutan untuk mempunyai variasi taktik selalu ada.


Soal kekompakan sebagai tim, hal ini (seharusnya) jadi sebuah sorotan, karena di saat jurnalis dan media kita masih terlalu sibuk menyoroti performa individu,  pemain Timnas Indonesia, Lionel Scaloni  sudah memikirkan kekompakan tim.

Maka, ketika pelatih La Seleccion itu menyebut "tak ada pemain spesial" di Timnas Indonesia (secara individu) karena mereka bermain cukup bagus sebagai sebuah tim, kita tak perlu baper, karena standar yang dipakai sang pelatih masih terlalu tinggi untuk ukuran tim peringkat 150 besar FIFA.

Lagipula, tujuan dasar kedua tim sudah tercapai, yakni menambah pengalaman bertanding dan mengukur level performa tim. Akan kurang objektif jika standar tim juara Piala Dunia dipaksakan untuk menilai atau memuji satu-dua pemain.

Di sini, kita perlu berterima kasih pada kelugasan Scaloni dalam berpendapat, karena itu mengajak kita lebih objektif. Dari pengalaman yang sudah-sudah, sedikit saja pujian yang didapat bisa berbahaya, karena membuat pemberitaan jadi berlebihan.

Di saat media kita terlalu sibuk memikirkan tekel Asnawi dan lemparan jauh Pratama Arhan, Argentina sudah mulai ancang-ancang mempersiapkan diri menuju kualifikasi Piala Dunia zona Conmebol, yang dimulai bulan September mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun