Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Wacana VAR dan Sengkarut Sepak Bola Nasional

20 Februari 2023   16:26 Diperbarui: 21 Februari 2023   09:13 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wasit. (Kompas.com/Suci Rahayu)

Terpilihnya Erick Thohir dalam Bursa Ketum PSSI menjadi satu hal yang langsung mendatangkan optimisme. Maklum, sang Menteri BUMN punya rekam jejak mentereng di sepak bola nasional dan internasional.

Salah satu poin optimisme datang dari wacana menghadirkan teknologi VAR di Liga Indonesia. Kebetulan, wacana ini sejalan dengan sorotan soal kinerja wasit yang tidak optimal.

Awalnya, optimisme soal perbaikan kinerja wasit ini mewarnai era baru di PSSI. Maklum, selain eks bos Inter Milan itu, kepengurusan PSSI juga diperkuat oleh Zainudin Amali (eks Menpora, mengundurkan diri pada 20 Februari 2023) dan Ratu Tisha Destria (eks Sekjen PSSI & lulusan FIFA Master).

Tapi, optimisme ini ternyata tak berumur panjang, karena tak lama setelah wacana menghadirkan VAR datang, wacana itu langsung mentah. Penyebabnya, ada beberapa hal kompleks yang ternyata berhubungan langsung dengan silang sengkarut sepak bola nasional.

Sudah jadi rahasia umum kalau wasit di sepak bola nasional serba ruwet di berbagai sisi. Mereka kerap jadi titik rawan pengaturan skor, dan akrab dengan situasi serba tidak ideal, termasuk gaji.

Kekurangan ini sebenarnya sempat coba diperbaiki, saat gaduh soal mafia pengaturan skor mencuat. Ada upaya memperbaiki masalah ini, termasuk menaikkan gaji wasit.

Semua upaya yang terlihat cukup menjanjikan, tapi menguap setelah kegaduhan reda. Ketika wacana soal VAR ini mentah, dan Erick Thohir memilih untuk membersihkan mafia pengaturan skor lebih dulu, pilihan ini cukup masuk akal, karena langsung membidik satu akar masalah.

Satu hal yang perlu diwaspadai di sini adalah, karena masalah ini sudah berumur puluhan tahun, akan ada potensi kegaduhan cukup besar. Maklum, yang dihadapi ini punya jejaring luas, dan pasti sudah berpengalaman.

Masalah pengaturan skor ini secara kultur juga menjadi satu akar sejumlah fenomena koruptif di sepak bola nasional. Mulai dari pemalsuan umur (di kompetisi junior), fenomena "pemain titipan" (di Timnas Indonesia junior maupun senior).

Sebenarnya masih banyak fenomena ganjil lain di sepak bola nasional, tapi seharusnya itu sudah cukup menggambarkan, seberapa ruwet kondisi aktual yang ada.

Jadi, tidak salah kalau bos Mahaka Group ini langsung mengubah titik fokus, karena disanalah sumber masalahnya berasal. Dengan perbaikan dari dasar, akan ada satu modal positif di tingkat selanjutnya, dalam hal ini peningkatan kualitas perwasitan, infrastruktur, dan kompetisi.

Penggunaan VAR sendiri sebenarnya bukan perkara remeh, karena membutuhkan kesiapan teknis dan keterampilan memadai.

Untuk saat ini, jangankan VAR, pemakaian hakim garis tambahan saja masih serba belepotan. Dengan kata lain, kalau penggunaan VAR tetap dipaksakan, hasilnya malah akan merugikan.

Situasinya kurang lebih sama dengan menyerahkan pisau pemotong daging kepada bocah yang baru pertama kali memegang gunting kertas. Horor.

Karenanya, bukan kejutan kalau penggunaan VAR di Liga Indonesia masih belum akan dimulai dalam waktu dekat. Ada banyak hal yang harus dibenahi dan dipersiapkan, sebelum akhirnya bisa digunakan secara optimal.

Itu baru sektor perwasitan, belum yang lain.

Dengan masalah kronis yang ada di sepak bola nasional selama ini, bukan kejutan juga kalau bulan-bulan awal kepengurusan PSSI era Erick Thohir akan diwarnai dengan kekagetan demi kekagetan, lengkap dengan benang kusut yang terkuak di sana-sini.

Jadi, sudah saatnya optimisme berlebihan soal kehadiran salah satu bos Persis Solo dan Menpora di kepengurusan PSSI ditepikan sejenak. Satu periode kepengurusan tidak akan bisa membereskan penyakit kronis berumur puluhan tahun secara instan, kecuali ada upaya perbaikan total yang sangat ekstrem di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun