Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Gegenpressing" ala Senegal

20 Juni 2018   01:43 Diperbarui: 22 Juni 2018   17:07 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika bicara soal "gegenpressing", kebanyakan orang akan langsung mengasosiasikannya, dengan Jurgen Klopp, pelatih Liverpool asal Jerman. Memang, "gegenpressing" adalah sistem yang menjadi ciri khas pelatih nyentrik ini.

"Gegenpressing" sendiri adalah sistem pertahanan agresif, yang menjadikan "pressing" sebagai awal serangan. "Pressing" sendiri biasa dilakukan, saat tim kehilangan bola. Tujuannya, selain untuk meredam serangan lawan, adalah untuk melakukan serangan kilat. Di sini, pemain dituntut memiliki kecepatan dan kemampuan teknis memadai, agar bisa menjalankan sistem "gegenpressing" dengan baik.

Tapi, ternyata, "gegenpressing" juga menjadi senjata rahasia timnas Senegal, saat menghadapi Polandia, Selasa, (19/6). Mengawali laga dengan status nonunggulan, tim asuhan Aliou Cisse ini, juga dihadapkan dengan lawan yang cukup kuat. Seperti diketahui, Polandia bermaterikan pemain-pemain macam Wojiech Szczesny (Juventus), Robert Lewandowski (Bayern Munich), dan Arkadiusz Milik (Napoli).

Diatas kertas, peluang Polandia untuk menang cukup terbuka. Karena, meski diperkuat Sadio Mane (Liverpool), M'Baye Niang (Torino), dan Kalidou Koulibaly (Napoli), materi tim Senegal tak terlalu mewah. Untunglah, pelatih Aliou Cisse mampu menyiasatinya dengan baik.

Menyadari kualitas timnya, pelatih bergaya eksentrik ini lalu membuat kejutan, dengan memainkan sistem permainan mirip "gegenpressing". Cisse menyadari, pemain timnas Senegal punya fisikalitas dan kecepatan yang baik. Kedua kelebihan alami ini bisa menjadi senjata ampuh, hanya jika mereka mampu bermain terorganisir.

Jadi, alih-alih hanya bergantung pada seorang Sadio Mane, Cisse justru menempatkan semua pemain timnas Senegal sebagai tumpuan tim. Tak disangka, taktik "gegenpressing" ala Senegal ini mampu memberi manfaat ganda, baik saat bertahan atau saat menyerang.

Saat bertahan, para pemain Senegal begitu disiplin. Tak hanya terpaku pada Lewandowski saja, para pemain Senegal mampu membatasi ruang gerak lini serang Polandia. Ini membuat Lewandowski dkk kesulitan membuat peluang bersih ke gawang Senegal.

Bahkan, "pressing" agresif pemain Senegal mampu memaksa pemain Polandia membuat kesalahan sendiri, dan membuka celah di lini belakang mereka. Celah inilah, yang mampu dimanfaatkan para pemain Senegal, yang punya kecepatan dan fisikalitas prima khas Afrika.

Alhasil, Senegal mampu membuat dua gol, lewat gol bunuh diri Thiago Cionek, dan M'Baye Niang. Kedua gol ini tercipta, lewat skema serangan cepat, yang gagal diantisipasi lini belakang Polandia. Polandia memang sempat memperkecil skor lewat Krychowiak. Tapi, semua sudah terlambat. Senegal pun akhirnya menang dengan skor 2-1.

Kemenangan Senegal ini, menjadi kemenangan tim Afrika pertama di Piala Dunia 2018. Sebelumnya, wakil-wakil Afrika lainnya, yakni Mesir, Tunisia, Maroko, dan Nigeria, kompak menelan kekalahan. 

Dengan performa bagus yang mereka tampilkan ini, Senegal seolah menegaskan, selalu ada tim Afrika dengan pesona spesial di Piala Dunia. Tapi, berhubung Senegal masih harus menghadapi Kolombia dan Jepang, dua lawan berikutnya di fase grup, mereka belum aman. Dengan kata lain, perjuangan mereka di Rusia masih jauh dari selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun