Ketika menginjakkan kaki kembali di Bumi Moro, Pastor Edo merasa merinding dengan mengingat kembali peristiwa masa lalu, yang memaksanya harus pergi mengembara ke negeri orang.
“Saat saya masuk kembali di daerah ini saya seperti merinding, dulu wilayah ini tempat terjadinya sejarah bahwa kita harus keluar mengembara ke daerah lain,” tuturnya
Namun menurutnya, keadaan memaksa bahwa ia harus kembali mendengar suara rintihan dimana orang membutuhkan doa kita.
Imam Katolik pertama asal Morotai ini berkomitmen, tetap mendoakan seluruh umat Katolik agar tetap kuat dalam iman meski di tengah-tengah sebagai minoritas.
“Saya tetap mendoakan kita semua agar tetap kuat dalam iman kita meski sebagai minoritas,” pungkasnya sembari menutup
Perlu diketahui, kehadiran Pastor Edo di Pulau Morotai guna melaksanakan Misa Perdana di Desa Tiley Pantai, karena Desa Tiley merupakan sejarah masa lalu dan tempat kelahiran Pastor Edo.
Salam Literasi dan selamat membaca semoga menambah inspirasi untuk hidup bersama sebagai saudara dan sesama manusia, dan berkenaan meberikan masukan demi perbaikan tulisan kedepannya..."Vita est Militia in Caritate_pro Ecclesia et Patria et Familia !" (=Hidup adalah sebuah Perjuangan dalam Kasih untuk Gereja dan Tanah Air dan Keluarga !)...."Cogito Ergo Sum" (=Saya Berpikir maka saya ada)...Salve 100% Katolik_100% Indonesia...Salam 100% Morotai Sejahtera_100% Indonesia Sukses menuju Manusia Indonesia Emas Tahun 2045 !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI