Orang Morotai Pertama Jadi Pastor, Ini Yang Menjadi Kesan Pastor Edo Kembali Injak Bumi Moro
Oleh Yosef Latu, S.IP. alias Kajol, Pria berkelahiran Lembata Flores NTT yang berdikari menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Kajol yang juga selaku Pemerhati Sosial Politik Morotai melalui Himpunan Anak Rantau Untuk Morotai (HARUM Center) memberikan catatan kritis-reflektif untuk semua masyarakat dalam mengulas perjalanan panjang dalam Panggilan dari seorang EDO menjadi Pastor dalam Gereja Katolik Roma lewat kisahnya pada Misa Perdananya di tanah kelahirannya, Tilaey Pantai Kecamatan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai, 09 Mei 2024.
Pastor Edo dengan nama aslinya RD. Edo Edwardo Salilo adalah pria berkelahiran Desa Tiley Pantai, Kecamatan Morotai Selatan Barat, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Ia dilahirkan pada 7 Maret 1993 atas Ibunda Alm. Polorensi Tonengan dan Ayahanda Alm. Frets Salilo kemudian ia diangkat menjadi anak dari Kornelis Ell dan Juliana David Salilo.
Berselang waktu, Pastor Edo menempuh pendidikan Strata satu di Sekolah Tinggi Seminari Pinelang – Manado.
Selanjutnya menjadi Tahbisan Imam Katolik di Gereja Paroki Hati Tersuci Maria Katedral Manado pada 13 April 2024 oleh Uskup Keuskupan Agung Kupang MGR.Petrus Turang Pr. Didampingi Uskup Manado MGR Benediktus Roly Untu, MSC dan Uskup terpilih Uskup keuskupan Kupa MGR Hironimus.
Setelah tiba di Morotai, kamis (09/05/2024) sekira pukul 09.00 WIT. menggunakan Wings Air, Pastor Edo kemudian disambut meriah dengan Tarian Adat Cakalele dan dilakukan pengalungan Kain Syal oleh Pastor Paroki Morotai yang diwakili Ketua Dewan Paroki Hati Kudus Yesus Morotai, M. Sitanggang beserta umat Katolik Pulau Morotai.
Diselah itu, Pastor Edo merasa terkesan dan meneteskan air mata dengan penyambutan yang begitu luar biasa oleh umat Paroki Morotai mulai dari Bandara Pitu sampai di Pusat Paroki HKY Morotai.
Ketika menginjakkan kaki kembali di Bumi Moro, Pastor Edo merasa merinding dengan mengingat kembali peristiwa masa lalu, yang memaksanya harus pergi mengembara ke negeri orang.
“Saat saya masuk kembali di daerah ini saya seperti merinding, dulu wilayah ini tempat terjadinya sejarah bahwa kita harus keluar mengembara ke daerah lain,” tuturnya
Namun menurutnya, keadaan memaksa bahwa ia harus kembali mendengar suara rintihan dimana orang membutuhkan doa kita.
Imam Katolik pertama asal Morotai ini berkomitmen, tetap mendoakan seluruh umat Katolik agar tetap kuat dalam iman meski di tengah-tengah sebagai minoritas.
“Saya tetap mendoakan kita semua agar tetap kuat dalam iman kita meski sebagai minoritas,” pungkasnya sembari menutup
Perlu diketahui, kehadiran Pastor Edo di Pulau Morotai guna melaksanakan Misa Perdana di Desa Tiley Pantai, karena Desa Tiley merupakan sejarah masa lalu dan tempat kelahiran Pastor Edo.
Salam Literasi dan selamat membaca semoga menambah inspirasi untuk hidup bersama sebagai saudara dan sesama manusia, dan berkenaan meberikan masukan demi perbaikan tulisan kedepannya..."Vita est Militia in Caritate_pro Ecclesia et Patria et Familia !" (=Hidup adalah sebuah Perjuangan dalam Kasih untuk Gereja dan Tanah Air dan Keluarga !)...."Cogito Ergo Sum" (=Saya Berpikir maka saya ada)...Salve 100% Katolik_100% Indonesia...Salam 100% Morotai Sejahtera_100% Indonesia Sukses menuju Manusia Indonesia Emas Tahun 2045 !
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI