Kado Natal 2024:Â
Orang Muda Katolik Cendana Morotai Menggelar Aksi Sinterklas
Oleh Yosef Latu, S.IP. alias Kajol, Pria berkelahiran Lembata Flores NTT yang berdikari menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara.
Kajol yang juga selaku Pemerhati Sosial Politik Morotai melalui Himpunan Anak Rantau Untuk Morotai (HARUM Center) mempublikasikan sebuah kegiatan Orang Muda Katolik (OMK) Santo Ambrosius Cendana Kecamatan Morotai Jaya Kabupaten Pulau Morotai dalam Aksi Sinterklas atau Santa Claus untuk mengunjungi, menghibur, menasehati dan memberikan hadiah kepada anak-anak Kristen di Seputaran Daruba, Yayasan, Darame, Juanga, Wawama Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai pada Jumat, 13 Desember 2024.
Mengenal Lebih Dekat Sinterklas
Meskipun masih dalam masa persiapan penantian atau masa Adven, sudah terdengar alunan musik Natal, begitu pula asesories dan pernak-pernik Natal sudah terlihat dalam pajangan pusat perbelanjaan yang mengekspresikan nuansa Natal sudah dekat. Tak dapat dipungkiri juga bahwa Natal sering kali dikaitkan dengan keberadaan Santa Claus atau Sinterklas. Di mana Santa Claus atau Sinterklas adalah sosok yang dikisahkan membawa kebahagiaan dengan memberikan kado kepada anak-anak dari satu rumah ke rumah yang lain. Sinterklas digambarkan mengenakan pakaian berwarna merah dan putih dengan janggut berwarna putih. Maka dari itu, ketika Natal tiba, banyak orang yang memakai kostum dan berdandan layaknya Sinterklas, dengan badan yang cukup berisi, jenggot putih panjang, dan mengenakan pakaian berwarna merah putih. Sinterklas merupakan tokoh fiktif dari cerita rakyat di Eropa yang telah ada sejak abad ketiga masehi.
Dalam konteks pendekatan sejarah menurut versi Nasrani Kuno bahwa pada abad-11 di Eropa Utara, tentang Santa Claus atau Sinterklas adalah erat kaitannya dengan sosok seorang uskup yang bernama Santo Nicholas. Ia berasal dari Myria (sekarang wilayah Demre, Turki). Nikolaus sendiri adalah orang Yunani kelahiran Asia Minor. Dirinya lahir pada abad ketiga masehi di kota Patara, kota pelabuhan di Laut Mediterania. Nikolaus lahir dari keluarga Kristen. Adapun nama orangtuanya adalah Epiphanius dan Johanna. Di lain versi, nama orangtua Nikolaus adalah Theophanes dan Nonna. Alkhisa bahwa dulunya ibu Nikolaus adalah seorang perempuan yang tidak pernah memiliki anak. Namun karena ketaatan doa-doa yang dilantunkan ibunya, Tuhan memberikan Nikolaus dalam kandungan. Nikolaus sejak kecil merupakan anak yang saleh dan baik hati. Hal itu membuatnya pada umur ke-18 tahun menjadi pastor, kemudian dalam perjalannan hidup rohaninya, ia ditahbiskan menjadi uskup. Nikolaus dikenal karena kebaikannya sebagai uskup yang memberikan hadiah kepada orang-orang miskin.
Kemudian, kisah tentang Santa Claus mengalami berbagai perkembangan, salah satunya di negeri Belanda. Menurut versi Belanda, Santa Claus adalah sosok baik hati, yang memiliki pembantu atau budak berkulit hitam dengan nama Zwarte Piet (Piet Hitam). Diceritakan bahwa Piet Hitam akan memukul anak-anak nakal dengan tongkatnya, memasukkan mereka ke dalam karung dan membawa mereka.

Di samping itu juga ada pendekatan versi Fiksional yang menguraikan bahwa sekitar tahun 1822, ada seorang penulis bernama Clement Moore yang menggambarkan dalam tulisannya bahwa sosok Santa Claus memberikan hadiah Natal kepada orang-orang melalui ceroboh asap yang berujung ke area perapian. Saat memberikan hadiah kepada anak-anak, Santa selalu ingin tak terlihat. Diceritakan Santa kerap membantu dengan memberikan hadiah melalui sebuah cerobong asap tiap pemilik rumah. Di ujung cerobong asap itu tergantung sebuah kaos kaki. Sehingga hadiah yang diberikan Santa melalui cerobong asap selalu masuk ke dalam kaos kaki. Hal ini juga yang mengaitkan adanya dekorasi kaus kaki di perayaan Natal. Dalam membagikan hadiah-hadiah, Santa dibantu oleh oleh seseorang bernama Zwarte Piet. Digambarkan Zwarte Piet memiliki sifat yang kasar dan sering memukul anak-anak dengan sebuah tongkatnya. Zwarte Piet ditugaskan untuk menjadi navigasi ke rumah tiap anak yang akan diberikan hadiah. Zwarte Piet juga orang yang meletakan hadiah kepada anak-anak di kaus kaki yang digantung di dinding dekat cerobong asap. Â Â Â (bdk. Steffy Gracia: https://apps.detik.com/detik/ 24 Desember 2023).
Ketika pemahaman tentang Santa Claus atau Sinterklas perlahan-lahan menjadi lebih maksimal, utuh dan terstruktur, maka ada ketergerakan hati dari Orang Muda Katolik (OMK) Santo Ambrosius Cendana Kecamatan Morotai Jaya Kabupaten Pulau Morotai agar melakukan sebuah Aksi Sinterklas atau Santa Claus untuk mengunjungi, menghibur, menasehati dan memberikan hadiah kepada anak-anak Kristen di Seputaran Yayasan, Daruba, Darame, Juanga, Wawama Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai pada Jumat, 13 Desember 2024. Kegiatan Sinterklas ini meskipun dalam serba keterbatasan dan sederhana, namun mendapat tanggapan atau apresiasi yang positif dari para orang tua Kristen yang anaknya dikunjungi, serta mendapat sambutan hangat dari masyarakat luas lainnya yang ada dalam seputaran kota di wilayah Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai. Semoga kegiatan Sinterklas ini terus dilaksanakan dan ditingkatkan kedepannya demi memeriahkan momentum perayaan sukacita Natal. Adapun jumlah personalia Orang Muda Katolik Cendana Morotai yakni sebanyak 16 orang dengan 10 orang Laki-Laki dan 6 orang Perempuan dibawah bimbingan Frater Pastoral: Frater Ambrosius selaku Pembina Rohani dan Ketua OMK: Saudara Handoko Paulus. Semuanya sangat kompak dan sukses melaksanakan aksi Sinterklas dengan mengunjungi sekitar 18 orang anak-anak yang tersebar dan tinggal di wilayah seputaran kota dalam Kecamatan Morotai Selatan.
Suara Perbatasan Orang Muda Katolik Cendana Morotai dalam Menyongsong Perayaan Natal
Ada banyak cerita dan kisah menarik saat Orang Muda Katolik (OMK) Santo Ambrosius Cendana Morotai Maluku Utara Keuskupan Amboina mengunjungi anak-anak tersebut. Semuanya mengekspresikan kegembiraan dan kebahagiaan saat bertemu Santa Claus atau Sinterklas, walaupun ada yang menangis dan takut ketika berhadapan dengan personil Zwarte Piet (Piet Hitam) yang menampilkan raut dan perilaku seram dan mengancam untuk memukul anak-anak nakal dengan tongkatnya, memasukkan mereka ke dalam karung dan membawa mereka. Di sini membuat anak-anak menjadi sadar dan berubah dari perilakunya yang selama ini salah dan keliru menjadi bertobat dan tidak mau melakukan kesalahan lagi kedepannya. Dalam hal ini, kegiatan aksi Sinterklas tersebut memberikan poin penting bagi perkembangan mental dan kepribadian anak-anak itu kedepannya sehingga menjadi dewasa, matang dan semakin mendengarkan orangtua mereka masing-masing dalam hidup. Pada prinsipnya, aksi Sinterklas ini sangat membantu orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya di tengah terpaan arus negatif dari Gadget, sekaligus kunjungan Sinterklas ini untuk menghibur, menasihati anak-anak dan memberikan Kado Natal kepada anak-anak tersebut.
Selamat mempersiapkan diri menyongsong Kelahiran Tuhan Yesus Kristus_Selamat Natal 25 Desember 2024 dan Bahagia Tahun Baru 01 Januari 2025. Salve 100% Katolik_100% Indonesia!
Referensi: Steffy Gracia: https://apps.detik.com/detik/ Tulisan: Asal-usul Santa Claus yang  Identik dengan Natal Beserta Maknanya,             24 Desember 2023.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI