Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yang Muda yang Bicara, Yang Muda yang Bertindak Ekologis

1 September 2025   21:37 Diperbarui: 1 September 2025   21:37 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Orang Muda Katolik Paroki Noemuti usai Animasi Pengembangan Ekologi bagi OMK (Dok. Pribadi)

"Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Tetapi jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam ketaatanmu dan dalam kesucianmu." (1 Tim 4: 12)

Orang Muda Menolak Ajakan Berdemo dengan Mengikuti Kegiatan Pelatihan Ekologi

Siapa bilang yang muda hanya bisa melakukan protes atau hanya omong doang? Ketika banyak generasi muda pada hari Senin (1/9/2025) memilih untuk mengikuti ajakan untuk berdemo, tidak demikian halnya dilakukan oleh generasi muda kecamatan Noemuti yang tergabung dalam Orang Muda Katolik Paroki Hati Yesus yang Maha Kudus Noemuti. Mereka justru memilih untuk mengikuti kegiatan Pelatihan dan Animasi  Pengembangan Ekologi bagi OMK. 

Sebanyak 49 orang generasi muda pria dan wanita mengikuti pendampingan ekologi dari Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Atambua. Dengan mengambil tempat di gereja lama paroki Noemuti mereka dengan penuh antusias dan semangat mengikuti penyajian materi dari dua orang narasumber.

Bertindak sebagai pembicara pertama, Yosef Hello, S.Pd. M.Hum mengangkat tema "Isu-Isu Mendesak Seputar Dampak Ekologi Bagi Kehidupan."  Sekretaris Umum Pusat Pastoral Keuskupan Atambua itu mengajak para orang muda menemukan minimal tiga isu ekologis yang mendesak saat ini, yaitu pertama, perubahan iklim dan dampaknya bagi ekosistem; kedua, solusi pengelolaan limbah plastik; dan ketiga, dampak pertanian dan perikanan terhadap lingkungan hidup.

Dari ketiga isu mendesak yang diangkat orang muda Katolik itu, menurut mereka memang sangat terasa bukan hanya di daerah perkotaan, tetapi hal itu juga berdampak di daerah-daerah pinggiran seperti di tempat mereka yaitu adanya perubahan musim, banyaknya plastik sekali pakai yang selalu berserakkan yang bukan hanya mengganggu pemandangan tetapi terutama mengotori lingkungan, dan polusi air sebagai akibat dari pemakaian pupuk kimia dan pestisida yang berlebihan.

Menurut Yosef Hello, justru karena isu-isu ekologis inilah yang mendesak Paus Fransiskus (1936-2025) mengeluarkan Ensiklik "Laudato Si" pada tahun 2015 yang berisi ajakan yang penuh kerendahanhati dan undangan pastoral agar umat manusia peduli terhadap alam ciptaan.

Menurut Paus yang pernah berkunjung ke Indonesia pada September 2024 sebelum wafatnya itu bahwa alasan dikeluarkannya "Laudato Si" karena tiga alasan yakni pertama, bumi rumah kita bersama sedang dilanda oleh krisis global yaitu krisis ekologi; kedua, Mengingatkan semua orang bahwa bumi rumah kita sedang mengalami penurunan kualitas (degradasi) yang sangat mengkhawatirkan; dan ketiga, manusia sendiri sedang berjalan menuju kehancuran seiring kehancuran bumi.

Untuk itu diperlukan aksi konkret sebagaimana diminta Paus Fransiskus dalam Laudato Si Action Platform. 

"Paus mengharapkan gerakan-gerakan yang berkembang dari bawah yang dapat mendorong aksi menghadapi perubahan iklim. Gerakan-gerakan itu bisa saling membantu dan dapat memberikan tekanan pada sumber-sumber kekuasaan. Dan martabat manusia harus selalu diutamakan dan etika harus mengatasi kepentingan-kepentingan lokal atau kelompok."

Untuk itu diperlukan aksi-aksi kecil namun berdampak besar dan luas untuk menyelamatkan bumi. Bahwa panggilan untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim bukanlah tugas satu orang saja, tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama. Bahwa perubahan besar biasanya dimulai dari langkah-langkah kecil yang dilakukan terus-menerus. Bahwa dengan mengubah kebiasaan sehari-hari, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan kehidupan yang lebih sehat dan berkelanjutan untuk generasi mendatang. Mulailah dari hari ini, dari diri kita sendiri, dan dari rumah kita sendiri. Sebab bumi kita membutuhkan aksi nyata, bukan sekadar wacana atau omon-omon doang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun