Mohon tunggu...
Yosea Permana
Yosea Permana Mohon Tunggu... Seniman - pegawai swasta

Gemar melukis, menggambar dan fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kebiasaan Unik di India yang Sering Buat Turis Shock Culture

10 Januari 2017   10:05 Diperbarui: 10 Januari 2017   22:25 19861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
shock culture di india|Foto dok. pribadi penulis

Selain suka nimbrung, saya amati orang India sering SKSD-nya alias ‘Sok Kenal Sok Dekat’ terutama kepada turis asing. Beberapa kali mereka memanggil saya dengan ungkapan ‘my friend’ bahkan ‘my brother’.

3. Senang Difoto

shock culture di india|Foto dok. pribadi penulis
shock culture di india|Foto dok. pribadi penulis


“Snap me sir!” atau “take a picture of me please” dan beberapa kalimat lainnya akan sering kalian dengar apabila berjalan-jalan di India sambil menenteng kamera. Ya, masyarakat India sangat senang sekali di foto. Gaya andalan mereka adalah pura-pura candid. Ganjilnya mereka tidak meminta foto tersebut untuk menjadi miliknya. Mereka melakukan ini hanya untuk bersenang-senang saja hanya sekedar ingin kita sang turis asing memiliki gambar dari mereka walaupun tidak kenal.

Namun terkadang ada juga yang meminta uang setelah kita memotret dirinya, rata-rata yang melakukan hal ini adalah para bocah dan juga orang-orang tua yang menggunakan pakaian lusuh dan nyentrik. Mereka meminta uang sebagai imbalan karena kita telah memiliki gambar dari mereka. Maka ada baiknya ketika ada seseorang meminta di foto kalian tanyakan dulu apakah harus membayar atau tidak.

4. Khat

Jangan kaget apabila kalian menemukan para pria dewasa dan juga lansia yang tersenyum kepada kalian dengan gigi berwarna merah dengan ceceran cairan merah disekitarnya. Tenang, mereka bukanlah drakula yang baru saja menghisap habis darah korbannya, mereka hanya manusia biasa yang sedang mengkonsumsi ‘khat’.

Hingga saat ini masyarakat India terutama kaum pria dewasa memiliki kebiasaan mengunyah khat. Khat adalah nama dari sebuah daun yang khasiatnya utamanya adalah untuk memperkuat gigi, cara konsumsinya sendiri adalah seperti nginang yang dilakukan oleh para nenek-nenek di Indonesia beberapa puluh tahun lalu. Kemungkinan besar apabila kalian adalah generasi 90-an pernah menyaksikan nenek kalian melakukannya.

Namun ternyata fungsi khat di India bukan hanya tunggal untuk merawat gigi saja, berdasarkan hasil tanya-tanya saya kepada masyarakat lokal di sana fungsi lain dari khat antara lain adalah untuk menggantikan rokok dan juga mendapatkan sensasi “fly” dari daun tersebut, namun bukan mabuk.

5. BABS

shock culture di india|Foto dok. pribadi penulis
shock culture di india|Foto dok. pribadi penulis


Jangan terlalu antusias ketika kalian melihat orang-orang yang sedang berjongkok sambil melambai-lambaikan tangannya kepada kereta yang kalian tumpangi di India, terutama pada pagi hari.

Pengalaman ini saya dapat ketika saya berada di kereta yang akan mengantarkan saya ke Agra, kota di mana Taj Mahal berdiri. Ketika itu pagi hari, saya berdiri di pintu bordes untuk menikmati udara segar India yang dibalut nuansa fajar merekah setelah semalaman suntuk berada di dalam kereta. Suasana begitu indah dan memukau. Sampai akhirnya kereta kami memasuki kawasan Yamuna, satu stasiun sebelum Agra, dari atas kereta saya melihat banyak orang jongkok berjejer di kejauhan sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah kereta, ada sebagian mereka yang berjongkok sambil merokok, ada juga yang sambil berbincang-bincang dengan teman seperjongkokannya.

Awalnya saya membalas lambaian mereka, layaknya Jack yang melambaikan tangan ketika Kapal Titanic akan segera berlabuh dari pelabuhan Liverpool, sampai pada akhirnya ada seorang lokal yang berdiri di dekat saya bertanya kepada saya, “kamu tahu apa yang mereka lakukan? Mereka sedang buang hajat!”. Mendengar ungkapannya saya tertawa sekeras-kerasnya. Miris sebenarnya mendengar dan menyaksikan peristiwa buang air besar sembarangan (BABS) ini secara langsung, namun yang membuat saya tertawa adalah karena saya tak habis pikir mengapa mereka bisa melakukannya dengan cara “berjamaah” dan juga melambaikan tangan kepada orang-orang di kereta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun