Mohon tunggu...
Yosafati Gulö
Yosafati Gulö Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Warga negara Indonesia yang cinta kedamaian.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Momentum Unjuk Diri sebagai Pemimpin Disia-siakan oleh Prabowo-Sandi

22 Mei 2019   14:33 Diperbarui: 22 Mei 2019   16:05 1717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno | tempo.co

Sesungguhnya perlu disadari bahwa pemimpin sejati adalah pribadi siap berkorban demi rakyat. Tanpa istirahat yang cukup sekalipun, ia rela hidupnya susah demi kepentingan bersama. Target praktisnya, mencegah adanya korban dalam bentuk apa pun dalam masyarakat.

Menyia-nyiakan momentum

Kehadiran itulah sesungguhnya momentum yang tepat bagi Prabowo untuk menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya adalah pemimpin sejati. Tidak membiarkan rakyat, pendukungnya, untuk melakukan apa saja demi kepentingan politiknya. Mencegah adanya korban demi ambisi pribadi dan kelompoknya.

Kenyataannya? Tidak begitu. Pada saat terjadi unjuk rasa seusai KPU mengumumkan hasil perhitungan suara, 21 Mei 2019, Prabowo tidak kelihatan di lapangan. Sandiaga Uno juga tidak.

Tak ada kabar pasti mereka di mana dan apa yang dikerjakan. Apakah sedang menonton aksi-aksi brutal seperti pembakaran puluhan mobil yang terparkir di depan Asrama Brimob di Jakarta Barat, perusakan Asrama Brimob, bentrokan dengan petugas polisi karena ada yang hendak merusak pagar besi di depan kantor Bawaslu, atau ratusan korban luka, bahkan meninggal? Sama sekali tak jelas. 

Dengan sikap seperti itu, makin jelas kepada kita bahwa Prabowo tidak layak menduduki jabatan Presiden. Klaim-klaimnya tentang dirinya sebagai nasionalis, negarawan, TNI sejati yang mengedepankan kepentingan negara daripada kepentingan diri, gagal ia buktikan pada saat yang tepat.

Berdasarkan kejadian itu, teralu sulit untuk tidak mengatakan bahwa Prabowo sudah selesai. Cita-cita besarnya untuk mendapatkan jabatan Presiden barangkali akan berakhir sebatas cita-cita.

Oleh sebab itu, acungan dua jempol yang sempat saya berikan sebelumnya, saya batalkan! ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun