Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Midsommar", Pengalaman Traumatik di Tengah Tragedi, Mimpi Buruk, dan Xenofobia

10 September 2019   17:10 Diperbarui: 10 September 2019   20:04 14429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di mana hal tersebut menjadi simbol-simbol yang disampaikan secara terselubung dan tersebar di sepanjang film, bahkan juga menjadi bahan cemoohan di beberapa dialog dan penggambaran aktivitas ritualnya.

Denofgeek.com
Denofgeek.com
Sementara Xenofobia jelas menjadi tema utama yang nampak disampaikan secara gamblang oleh Ari Aster. Seperti kita tahu, saat ini masyarakat Swedia terjangkit Xenofobia yang membuat masyarakatnya menolak atau membenci orang-orang dari luar Swedia. Membuat Swedia mengulangi apa yang memang pernah terjadi di negara tersebut puluhan tahun silam.

Dan gambaran masyarakat kecil dalam Midsommar tak lain sebagai sindiran akan tren Xenofobia yang sejatinya tak hanya menjangkiti masyarakat Swedia namun juga berpotensi untuk terjadi seluruh dunia, termasuk (ehem..) Indonesia. 

Dimana di satu sisi kelompok tersebut takut, benci dan apatis terhadap dunia luar, namun di sisi lainnya kelompok masyarakat itu jugalah yang "membutuhkan" orang atau sesuatu dari dunia luar untuk menuntaskan misi mereka.

Penutup

Express.co.uk
Express.co.uk
Cukup klise jika penulis mengatakan bahwa film ini bukanlah untuk semua orang. Karena pada dasarnya setiap film memang personal dan tidak dibuat untuk menyenangkan semua orang.

Tapi memang benar, secara harafiah Midsommar bukan film untuk semua orang, bahkan untuk setiap kita penikmat genre horor sekalipun. Tema yang berat dibalik sederhananya plot, membuat film ini hanya mampu dinikmati dengan pikiran yang rileks dan jernih. Kontradiktif dengan horor kebanyakan yang biasanya justru lebih nikmat disaksikan kala pikiran sedang penat-penatnya.

Selain itu, alur yang lambat, minimnya jumpscare, atau nihilnya berbagai template horror standar lainnya, jelas membuat film ini bukanlah pilihan bagi penonton yang mengaharapkan hal-hal tersebut. 

Namun bagi penonton yang memang suka dengan gaya penceritaan horor psikologis yang bergerak secara perlahan, pasti akan menyukai film ini.

Bloody-disgusting.com
Bloody-disgusting.com
Saya tentu akan merekomendasikan Midsommar sebagai tontonan minggu ini. Efek shock dan traumatik yang penulis rasakan pasca menonton, jelas tak mau dinikmati sendiri, heuheu. Tapi pastikan kalian sudah berumur 21 tahun keatas untuk menyaksikan film ini.

Skor 8/10 untuk pengalaman sinematik yang memukau sekaligus mencekam. Hanya saja masih menyisakan kekurangan lewat sensor yang mengganggu dan beberapa satir yang cukup segmented. Rasanya saya butuh menonton versi director's cut nya.

Selamat Menonton. Salam Kompasiana


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun