Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hari-Hari Nirkarya

6 September 2021   14:29 Diperbarui: 6 September 2021   14:35 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kompasiana.com.

Tujuan menulis agar orang menangkap kandungan hati dan pikiran penulis. Yaitu sebuah ide di setiap kalimat dan alinea yang dibangun. Sehingga sesudah itu, pembaca dapat menarik satu kesimpulan, manfaat atau pembelajaran bernas dari tulisan kita.

Agar gampang dicerna, sebaiknya tidak banyak kata dalam sebuah kalimat. Itu imbauan dari para maestro yang sudah kupraktikkan. Mereka mengatakan antara delapan hingga sepuluh kata. Kisarannya demikian. Itu bukan sebuah harga mati. Tapi idealnya begitu.

Tapi terkadang bisa bablas kelewatan di kala asik mengulik kata. Oleh karena itu, perlu dilatihkan sesering mungkin agar makin hari kian terampil. Cara berlatih yang efektif adalah menyatakan sesuatu secara langsung pada obyeknya. Jangan berputar-putar dan melebar ke mana-mana.

Demikian juga dengan alinea. Ide atau pokok pikirannya mudah ditangkap jika alineanya tidak menggelembung. Maka jumlah kalimat di dalamnya harus diperhatikan. Yaitu berkisar antara tiga hingga lima kalimat saja. Itu sudah cukup merangkum sebuah pokok pikiran yang ingin disampaikan.

Kata Depan dan Awalan

Penulisan kata depan dan awalan perlu dan wajib dikuasai. Yaitu kapan ia diposisikan sebagai kata depan dan sebagai awalan. Menurutku, ia ditempatkan sebagai kata depan jika diikuti oleh dan terpisah dengan kata keterangan. Sebagai awalan jika ia di depan dan menyatu menempel dengan kata kerja.

Contohnya, 'di' sebagai kata depan. Di masa pandemi ini, kita harus tinggal di rumah. Di mana ada Papa, di sana pasti ada Mama! Yang berikut, 'di' sebagai awalan. Cara ini disampaikan oleh para pakar. Hadiah disediakan oleh panitia! Dan masih ada kata depan lainnya yang perlu diketahui dan digunakan secara benar.

Ini adalah cara lain untuk mengetahui apakah ia adalah kata depan atau awalan. Ambil contoh, 'di.' Coba menggantikannya dengan 'me.' Kalau enak dilaval saat membaca berarti itu awalan. Tapi kalau terasa janggal ganjil saat diucap berarti kata depan. Sebaliknya jika nyaman dikatakan maka ia adalah awalan.

Misalanya: Di masa menjadi memasa. Di saat jadi mesaat. Apakah kata memasa dan mesaat dapat dipakai dalam tuturan dan bisa dipahami? Yang berikut: Diambil jadi mengambil. Disimpan jadi menyimpan. Disangkal jadi menyangkal. Apakah mengambil, menyimpan dan menyangkal bisa digunakan dan dipahami? Anda putuskan!   

Penempatan Tanda Baca

Sebagai penulis, penguasaan penempatan tanda baca adalah sebuah keniscayaan. Yang aku maksudkan adalah cara meletakkan atau menempatkannya. Dan menurutku tanda baca terbagi dalam dua golongan sehingga cara menempatkannya pun harus disesuaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun