Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tulis Apa?

16 Juli 2021   22:21 Diperbarui: 16 Juli 2021   22:25 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: id.lovepik.com

Sebagai contoh, aku lanjutkan cerita di atas.

Dari pita suaranya, kedengaran dia sedang -- antara -- bersenandung lirih atau terisak tersedu. Tidak terdengar ucapan. Tapia da suara yang keluar dari mulut mungilnya. Kadang-kadang suaranya seperti bergetar. Entah fibrasi atau tangis yang disembunyikan.

Sesekali ia diam. Entah berhenti, entah karena kehabisan suara. Kadang juga suaranya diiringi oleh dan dengan suara suitan burung-burung kecil yang berlompatan. Mereka berkejaran berpindah dari satu ranting ke dahan atau ke pohon lainnya. 

Mereka seperti ingin menghibur bocah kecil yang adalah sahabat baru di taman itu. Kadang juga suaranya terselingi oleh kernyit dari seluruh badan bangku yang goyah. Semua bunyi itu menyatu bag orkestra harmoni alam yang dibawa angin. Ia menyapa siapa saja yang ada di dalam taman itu.   

Itu dia bunyi-bunyian yang bisa menjadi sebuah cerita. Belum lagi kalau di sana ada penjual es. Penjual gorengan, dan lain-lainnya. Masing-masing memiliki bunyi khas sebagai ciri dirinya. Bila itu dimasukkan dalam tulisan betapa kaya penggambarannya.

Maka ketika mendengar sesuatu yang menggelitik, tuliskan saja. Jangan ragu. Dengan begitu Anda telah memulai suatu tulisan keren. Dengan sendirinya yang lain akan mengikuti hingga tulisan itu berhenti pada klimaksnya.

Penciuman

Alat dria penciuman juga merupakan pintu masuk untuk mulai menulis. Semua yang tecium hidung bisa dijadikan bahan tulisan. Dan yang tercium pasti yang terbawa udara masuk lorong pernapasan. Semisal: Wangi-wangian atau bau tak sedap yang memuakkan.

Lanjut ceritanya.

Angin sepoi di sekitar taman mengusik dedaunan yang membuat mereka tak diam. Terus bergerak. Saling menggesek. Angin itu pun menjilati seluruh tubuh anak laki itu. Dan udaranya terbawa ke arahku. Aroma tajamnya membuatku pening. Rasanya seperti perpaduan antara vertigo dan mual. Entah sudah berapa hari ia tak membersihkan badan?   

Begitulah kekira memproduksi tulisan dari dria penciuman. Belum lagi aroma dari banyak jajanan yang dijajakan di sana. Atau dari tumpukan sampah taman yang bertimbun. Dan banyak lagi yang lainnya. Teman-teman bisa mengeksplor lebih hebat lagi sehingga tulisannya menjadi bergizi. Terus tajamkan kepekaan penciuman. Tuliskan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun