Mohon tunggu...
mort retardée
mort retardée Mohon Tunggu... Penulis

Menulis, membaca , rekreasi. Jika gagal jangan takut untuk mencoba kembali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menjelang Fajar Merdeka

11 Agustus 2025   07:15 Diperbarui: 11 Agustus 2025   07:15 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dokumen Pribadi 

Di ujung malam yang berat napasnya,

bendera terlipat menunggu hari,

angin membawa bisik doa

Baca juga: Jalan Menuju Timur

dari ladang, laut, dan lereng sunyi.

Langkah kaki para pejuang

menyentuh bumi dengan gemetar yakin,

peluru dan nyawa tak lagi dihitung,

hanya satu kata yang tertanam: merdeka.

Baca juga: DePrEsI.

Di langit kelam, bintang-bintang bersembunyi,

tapi di dada rakyat, api tetap menyala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun