Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bayaran yang Pantas

18 Agustus 2021   15:22 Diperbarui: 18 Agustus 2021   15:27 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi uang (foto: Dokumen Pribadi).

"Hei Anak Muda!!! Apa maksudmu ini? Pekerjaan besar yang kami lakukan ini kan melebihi permintaan yang kamu minta, masa kami hanya dibayar lima ratus ribu?" teriak si ketua kuli yang merasa dipermainkan.

Tanpa ada rasa takut, anak muda itu kemudian memakai kacamata hitam kemudian memberikan sebuah jawaban yang mengejutkan kelima kuli bangunan tersebut.

"Begini ya mas, uang banyak yang kalian terima kemarin itu adalah untuk pekerjaan kalian hari ini dan bayaran yang sekarang adalah untuk pekerjaan pos kecil yang kalian kerjakan kemarin," jelas si anak muda.

"Saya rasa, uang lima ratus ribu dan juga makanan yang kalian terima itu sudah lebih dari cukup untuk pekerjaan kemarin bukan? Dan bayaran besar kemarin itu juga jauh melebihi dari yang kalian kerjakan hari ini," tambahnya.

Karena merasa malu, akhirnya kelima kuli bangunan itu pun menjadi sadar dan meminta maaf kepada si anak muda. Mereka pun berjanji untuk merapikan kembali pos kecil yang diminta.

Namun si anak muda justru meminta agar pos kecil itu dihancurkan, karena ia hanya ingin melihat sikap dari kelima kuli tersebut. Selesai.

Para Kompasianers, ilustrasi cerita di atas mungkin sudah pernah kita baca dalam bentuk atau isi yang berbeda, namun tetap saja intinya sama, yaitu kita harus memberikan yang terbaik tanpa menunggu mendapatkan bayaran yang pantas.

Percayalah, apa yang kita tabur, maka kita juga yang menuai, jadi tetap berikan yang terbaik dalam segala pekerjaan yang kita lakukan. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun