Oh Tuhan! Mengapa Engkau Tidak Menjawab Doaku?
Teriak David saat minta tolong dan berseru dalam doanya untuk Tuhan tapi sama sekali tidak ada jawaban yang ia dapatkan.
Sejak kecil, David bisa dibilang sangat aktif dalam pelayanan di Gereja dan sering mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
Bahkan, sampai hidupnya dewasa pun ia masih mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
Namun karena ada satu permasalahan yang membuatnya terpuruk, David merasa Tuhan sama sekali tidak mendengarkan doanya.
BACA JUGA: Info Unik Mengenai Bulan (YMK 7)
Suatu hari, David memiliki usaha restoran bakmi dan sedang berada dalam proses perkembangan.
Ya, restoran David saat ini masih terbilang menengah, karena ia membukanya melalui tenda biasa.
Awalnya jelas usahanya dari tahap kecil, yaitu gerobak biasa dan menyediakan beberapa bangku untuk pelanggan.
Kini, dari usahanya David setidaknya bisa memiliki tiga karyawan, mempunyai pelanggan tetap yang banyak, mempunyai motor impian, dan ia pun punya peluang mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar.
David menemukan investor yang kebetulan sedang makan di tempatnya dan mengajaknya untuk bekerjasama.
Investor itu berjanji untuk memberikan restoran dengan tempat yang layak dan fasilitas yang lebih besar.
Bahkan, investor ini mengaku tak keberatan untuk menerima hanya 10 persen dari keuntungan yang didapat oleh David.
Hanya saja, investor ini ingin agar penjualan David bisa sesuai target yang ia inginkan.
Jam buka dan tutup restoran pun harus mengikuti kebijakkannya, yaitu selama 12 jam.
BACA JUGA: Nasib Pekerja PLN: Listrik Mati Dimaki, Giliran Lancar Dilupakan
BACA JUGA: Mengenang Suka-Duka Pengalaman Kerja Jadi Reporter
Bukan tergantung habis atau tidaknya persediaan bakmi seperti yang biasa David lakukan.
Mendapat persyaratan seperti itu bukanlah masalah besar baginya.
Justru menurut David, jika ada fasilitas dan tempat yang memadai, berjualan berapa jam pun tak menjadi masalah.
Bahkan, ia yakin bisa melewati target penjualan karena bukan hanya mengandalkan pelanggan tetapnya, tetapi juga bisa dari keberadaan pelanggan baru melalui tempat yang dia punya nanti.
David pun tinggal menandatangani kontrak kerjasama dengan investor tersebut.
"Tuhan, terima kasih untuk berkat yang Kau berikan ini. Mulai dari jualan bakmi gerobakan biasa, punya tempat seadanya, motor impian," doa syukur David ke Tuhan.
"Kini aku berpeluang mengembangkan bisnisku, tolong lancarkan semuanya ya Tuhan, terima kasih," tutup doa David.
Keesokan harinya, David ingin berangkat bertemu dengan sang investor.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba turun hujan, beruntung ia membawa jas hujan sehingga David bisa melanjutkan perjalanan.
BACA JUGA: Cerpen: Tak Mudah Katakan, Jangan Lihat dari Fisik
BACA JUGA: Cerpen: Pura-pura Bodoh demi Terlihat Pintar
Tak disangka, hujan pun semakin deras sehingga membuat sejumlah jalan mulai tergenang dan nyaris banjir.
Merasa kepalang tanggung, David tetap menerobos hujan tersebut dan GUBRAK!
David tak tahu jika ada lubang besar di jalan karena tertutup oleh genangan banjir yang membuatnya terjatuh.
Kecelakaan itu membuat kaki David terluka dan mengenai tulang pergelangan kakinya.
Hal ini pun membuat David terpaksa harus menepi di halte bus terdekat untuk beristirahat sebentar.
Saat beristirahat, David mencoba menghubungi investor itu untuk mengabarkan jika dirinya sedikit terlambat.
Berharap agar investornya mengerti keadaannya, namun David kembali dipaksa menelan pil pahit.
Sang investor membatalkan perjanjiannya karena ada keperluan mendesak sehingga ia membutuhkan uang lebih banyak untuk menyelesaikan urusannya tersebut.
"Ya Tuhan, mengapa Engkau biarkan hal ini terjadi? Engkau biarkan aku kehujanan hingga kecelakaan, kini doaku agar bisa kembangkan bisnisku tidak Kau terima?" David mengeluh ke Tuhan atas kejadian yang menimpanya.
BACA JUGA: Cerpen: Satu Kebaikan, Mendatangkan Kebaikan Lainnya
BACA JUGA: Russel, Tinggalkan Orangtua demi Ayam Goreng
Saat hujan sudah reda, David pun pulang ke restoran kecil yang ia punya, namun ia melihat dua karyawannya pucat dan tak berani menatapnya.
"Ridwan, Samsul, kenapa kalian? Apa penjualan hari ini sepi karena hujan? Mana si Yadi? Lagi ngantar pesanan ya?" tanya David ke karyawannya.
"Begini bos, saya dan Ridwan mau minta maaf. Kita berdua juga gak tahu kenapa bisa terjadi," ungkap Samsul ketakutan.
"Ada apa? Gak usah panjang lebar deh, langsung ke bagian intinya aja!" tegas David.
"Si Yadi bawa kabur uang pemasukkan hari ini bos. Kejadiannya itu pas kita mau tutup restoran," jawab Ridwan.
"Jadi pas saya lagi rapikan meja dan bangku, si Samsul lagi nyuci mangkok dan peralatan. Nah, si Yadi yang hitung pemasukkan hari ini, tapi tiba-tiba dia ngilang, dihubungin juga gak bisa."
"Pas kita cek di laci uang sama sekali gak ada. Padahal, pemasukkan hari ini lumayan besar kalau dihitung-hitung bisa sampai dua juta mah ada, pelanggan tadi rame banget," sambung Ridwan.
"Aduh, kok bisa kabur gitu? Kalian ada masalah apa emang? Udah coba hubungin anggota keluarganya?" tanya David dengan nada kesal.
"Kita gak punya masalah apa-apa bos, kita gak tahu kenapa Yadi gitu. Selama ini juga baik-baik aja. Nah, masalahnya kita gak punya kontak anggota keluarganya, tempat tinggalnya juga kita gak tahu di mana," jawab Samsul.
BACA JUGA: Ketika Baper Hancurkan Magis: Maaf, Tolong, dan Terima Kasih
BACA JUGA: Servis Septic Tank, Pekerjaan Kotor yang Mulia
"Tolong jangan pecat kita berdua bos, saya sama Samsul gak ada sangkut pautnya sama Yadi. Kita berdua siap dipotong gaji dan usaha cari banyak pembeli lagi buat nutupin pemasukan hari ini," pinta Ridwan.
"Enggak! Kalian gak bakal saya cepat, karena memang kalian berdua lebih lama kerja dibanding Yadi, jadi saya sudah percaya ke kalian. Toh, kalo kalian berbuat jahat saya sudah tahu semua anggota keluarga dan tempat tinggal kalian," ucap David.
"Ya sudah, bawa pulang gerobak dan peralatan ini ke rumah saya dan kalian boleh pulang, kita kerja lagi besok," jawab David.
"Makasih ya bos," ucap serempak Samsul dan Ridwan.
Saat tiba di rumah, David tak dapat menutup rasa emosinya. Ia semakin marah ke Tuhan, karena merasa dirinya semakin dijauhi dan doanya tidak didengarkan.
"Tuhan, ujian apa lagi yang bakal Kau berikan? Setelah doaku agar restoran ini berkembang Engkau tak dengarkan, kini doaku sebelumnya agar karyawanku bertahan mulai tak Kau dengarkan?" keluh David.
"AAH!! Oh Tuhan, mengapa doaku tidak Engkau dengar??" teriak David.
Rasa emosi David ini membuatnya menjadi lemas hingga tertidur.
Dalam tidurnya, David bertemu dengan seseorang yang mengaku dirinya perwakilan dari Tuhan.
BACA JUGA: Asal Muasal Lahirnya Nama Indonesia (YMK 4)
BACA JUGA: Jangan Rusak Kesenangan Orang dengan Kata Norak!
"Oh ya, ini mimpi yang aneh dan kebetulan. Bagaimana mungkin aku bisa bertemu dengan seseorang yang mengaku perwakilan Tuhan? Kenapa Tidak Tuhan langsung yang temuiku?" tanya David.
"Saudaraku, jika engkau bertemu Tuhan, maka hidupmu sudah selesai," jawab orang itu.
"Oh ya benar juga. Oke, jika engkau wakil Tuhan, tanyakan kepada-Nya, mengapa hari ini hidupku begitu sial? Mengapa doaku tidak dijawab oleh Dia?" tanya David.
"Untuk itulah, aku datang melalui mimpi ini agar bisa menjawab pertanyaan bodohmu itu."
"Ketahuilah, Tuhan sudah menjawab doamu sebanyak tiga kali dan selalu tiga kali Tuhan akan menjawab doamu."
"Bukan hanya untukmu, tetapi seluruh manusia di bumi ini. Ia menjawab doa Umatnya melalui tiga jawaban."
"yaitu Ya! ia menjawab doamu langsung, kedua, ia menjawab Tidak! Apa yang kau doakan itu bukan yang terbaik untukmu, dan ketiga Tunggu, Sabar! Ada rencana lebih besar dari-Nya untukmu."
"Tidak kau sadar? Saat kau berdoa meminta usaha kecil-kecilan, ia menjawab ya dengan memberikanmu usaha bakmi?"
"Doamu agar kelancaran dengan investor juga dijawab oleh Tuhan, Ia menjawab Tunggu! Karena investor itu tidak baik. Dia terlibat banyak hutang, sehingga ia membatalkan bisnis denganmu untuk menutup hutangnya."
BACA JUGA: Tips Merawat dan Memelihara Landak Mini yang Baik
BACA JUGA: Lucunya Negeri Ini: Maki-maki Dulu, Minta Maaf Kemudian
"Ia juga menjawab tidak pada doamu untuk mempertahankan karyawanmu. Salah satu karyawanmu, sengaja dibuat kabur. Bayangkan jika ia bertahan, namun mengambil keuntungan tanpa sepengetahuanmu?"
"Ingatlah, Doa adalah caramu untuk berkomunikasi dengan Tuhan dan jangan pikir doa selalu dijawab Ya oleh Tuhan. Ia penciptamu, engkau boleh meminta dan merencanakan banyak hal, tapi Dia yang menentukan." Tutup orang tersebut.
Para Kompasianer dan pembaca artikelku ini, terima kasih menyempatkan diri dan meluangkan waktu sampai ke tahap ini.
Melalui artikel ini, saya hanya ingin bantu mengingatkan jika kita tak bisa menuntut lebih kepada Tuhan.
Wajar, sebagai manusia kita pasti pernah terpuruk dan merasa doa kita tidak didengar oleh Tuhan, saya pun terkadang merasa demikian.
Tapi perlu diingat, Tuhan selalu mendengar doa kita dan menjawab doa kita seperti yang telah diungkapkan di atas.
Saat jawabannya Ya, pastinya kita sangat senang bukan.
BACA JUGA: Jaga Sikap dan Perkataan Jika Tak Ingin Viral di Sosial Media
BACA JUGA: Tolong Jangan Ambil Tulisanku!
Namun jika Tuhan menjawab Tidak atau Tunggu! Meski kita kecewa, mau tak mau kita harus bisa menerima.
Kita harus tetap bersyukur dan berserah, karena kita memang hanya bisa berencana dan Tuhan yang menentukan.
Semoga artikel ini bermanfaat, Tuhan Berkati :D
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI