Mohon tunggu...
Yohanes Ishak
Yohanes Ishak Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Olahraga, Hiburan, dan lain-lain

1 Korintus 10:13 || Jika ingin bekerjasama atau menulis ulang konten yang saya buat, silahkan hubungi email: Yohanes.Ishak92@gmail.com ||

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sound of Borobudur: Sisi Menarik dari Dongeng yang Nyata

14 Mei 2021   17:37 Diperbarui: 14 Mei 2021   17:42 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Borobudur selalu menjadi objek wisata yang menarik (Foto: Dokumen Pribadi).

Mitos Legendaris Kunto Bimo

Dan satu bangunan yang mungkin sudah banyak diketahui oleh banyak orang adalah adanya Stupa yang didalamnya terdapat arca Buddha.

Arca Buddha ini dikenal dengan nama Kunto Bimo yang menurut mitos yang ada, bagi siapapun yang bisa menyentuh anggota tubuh Kunto Bimo maka keinginan atau doanya dapat terkabul.

Menurut mitos yang ada, bagi para pria dikatakan harus bisa menyentuh jari manis atau kelinking dari Kunto Bimo, sementara bagi wanita harus bisa menyentuh kaki atau tumitnya.

Setiap bangunan Stupa di Candi Borobudur sebagian di dalamnya ada Arca Buddha, salah satunya ada Kunto Bimo (Foto: Dokumen Pribadi).
Setiap bangunan Stupa di Candi Borobudur sebagian di dalamnya ada Arca Buddha, salah satunya ada Kunto Bimo (Foto: Dokumen Pribadi).
Situasi ini jelas menjadi menarik perhatian bagi para wisatawan untuk bisa menyentuh Kunto Bimo.

Sayangnya, mitos ini memberikan pengaruh yang tidak baik untuk pengunjung maupun bangunan Arca Buddha ini.

Dilansir dari Kompas dan Detik, di tahun 2010 lalu pernah ada kejadian seorang balita yang memasukkan kepalanya ke dalam lubang stupa karena ingin menyentuh Arca Buddha.

Kejadian ini memang bukan tidak di tempat Kunto Bimo, namun karena sang anak terpengaruh dengan mitos tersebut sehingga membuatnya penasaran.

Kabarnya butuh waktu sekitar setengah jam untuk bisa mengeluarkan kepala sang balita dari dalam stupa tersebut.

Tak hanya itu, banyaknya jari atau tangan yang tentunya tak bersih dengan campuran keringat para pengunjung jelas bisa merusak atau membuat bangunan lama-lama bisa lapuk atau rusak.

BACA JUGA: Jangan Rusak Kesenangan Orang dengan Kata Norak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun