Mohon tunggu...
YOGYANTORO
YOGYANTORO Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Penulis

Lahir di Trenggalek, 02 Mei 1985. Alumnus Universitas Negeri Malang dan STKIP PGRI Tulungagung

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ragam dan Serunya Traveling Naik Kereta Api

6 Desember 2018   22:53 Diperbarui: 7 Desember 2018   20:54 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Traveler di atas KRL (Foto Dokumen Pribadi) 

Jika Anda sering wara-wiri di Stasiun Gambir, Stasiun Kota, Stasiun Bogor  atau  Stasiun Manggarai itu artinya Anda sama dengan saya. Ada banyak kenangan tentang kenyamanan dan keasyikan saat memilih moda transportasi massal yang bergerak di rel ini. Kereta Api.

Jenis-Jenis Kereta Api

Kereta api  sendiri memiliki banyak macam, diantaranya yang paling umum kita temui adalah kereta api konvensional. Kereta api jenis ini menggunakan dua batang besi yang diletakkan di bantalan sebagai relnya. Lalu, ada juga kereta api rel tunggal atau kereta api monorel (KRL). Kereta api ini digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota besar atau metropolitan atau yang terkenal dengan sebutan commuter atau KRL Jabotabek.

Bagi yang suka berwisata ke Solo, tentu mengenal kereta api permukaan, yang kini menjadi icon pariwisata di kota-kota tertentu seperti Solo. Uniknya, kereta api permukaan bergerak di atas tanah. Ini bertolak belakang dengan kereta api layang yang berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang. Di Jakarta kita bisa menemukan kereta api layang dengan satu lintasan dari Manggarai ke kota via stasiun Gambir.

Selain kerata api yang berjalan di atas tanah dan berjalan di atas dengan bantuan tiang-tiang, ada juga kereta api yang bergerak dengan jalur bawah tanah atau yang biasa disebut kereta api bawah tanah (subway). Pembangunan terowongan-terowongan di bawah tanah diperlukan kereta api ini sebagai jalur lintasnya. Ini menjadi eksponen penting di kota-kota besar di dunia yang berpenduduk padat seperti Paris, Singapura, London dan New York.

Kereta api perkotaan lain yang sangat menunjang traffic di perkotaan adalah kereta api berat yang bernama MRT (Mass Rapid Transit). MRT mampu beroperasi pada jaringan yang memiliki kapasitas tinggi. Kereta api perkotaan ini dapat menempuh perjalanan sekitar 25-30 km/jam atau dengan kecepatan maksimumnya 100 km/jam.

Swafoto seru di dalam MRT (Foto Dokumen Pribadi) 
Swafoto seru di dalam MRT (Foto Dokumen Pribadi) 
Berbeda dengan kereta api ringan atau Light Rail Transit (LTR) atau yang dikenal dengan tram memiliki kecepatan di bawah rata-rata transportasi umum. Tram memiliki kecepatan yang dibatasi hanya bisa melaju sampai 23 km/jam. Tram sudah tidak bisa kita temui di Indonesia. Dulu, Jakarta dan Surabaya pernah memiliki kereta api jenis ini yang kemudian dihentikan operasinya pada tahun 1960. Jenis kereta api yang terakhir adalah kereta api barang yang biasa digunakan untuk mengangkut barang (kargo) dan hasil tambang seperti batu bara dan lain-lain.

Foto dengan background Tram yang melintas di depan Stasiun Flinders Street di Melbourne (Foto Dokumen Pribadi)
Foto dengan background Tram yang melintas di depan Stasiun Flinders Street di Melbourne (Foto Dokumen Pribadi)
Serunya Naik Kereta Api

Saya paling hobi bepergian atau traveling menggunakan kereta api, meskipun bukan dari kelas ekonomi AC, ekspres atau eksekutif, kini tetap terasa asyik.

Fresh air

Kereta api ekonomi telah memiliki pendingin udara, kursi-kursinya terbilang baru dan tersedia fasilitas charging cell phone battery. Cerita penumpang tidur di sepanjang lorong sudah tak ditemukan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun