Mohon tunggu...
Yogie Pranowo
Yogie Pranowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Jakarta

Lahir di Jakarta pada tanggal 8 Juli 1989. Kemudian lulus dari magister Filsafat di Stf Driyarkara tahun 2017. Buku yang sudah terbit antara lain: Perempuan, Moralitas, dan Seni (Ellunar Publisher, 2018), dan Peran Imajinasi dalam Karya Seni (Rua Aksara, 2018). Saat ini aktif menjadi sutradara teater, dan mengajar di beberapa kampus swasta, serta menjadi peneliti di Yayasan Pendidikan Santo Yakobus, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menimbang Ulang Eksistensialisme Lewat "Waiting for Godot"

1 April 2020   10:31 Diperbarui: 1 April 2020   10:29 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waiting for Godot - ilustrasi pribadi

As before.

Enter Vladimir.

ESTRAGON          : (giving up again). Nothing to be done.

VLADIMIR            : (advancing with short, stiff strides, legs wide apart). I'm

  beginning to come round to that opinion. All my life I've tried to put it from

  me, saying Vladimir, be reasonable, you haven't yet tried everything. And I

  resumed the struggle. (He broods, musing on the struggle. Turning to

  Estragon.) So there you are again

Pada awal babak pertama, muncul tokoh Estragon yang sibuk dengan sepatu bootnya. Ia mencoba terus menerus untuk membuka sepatunya itu namun gagal. Ketika Estragon sibuk dengan usaha melepaskan sepatunya itu, Vladimir dengan kerasionalannya mencoba memberikan argumen filosofis "All my life I've tried to put it from me, saying Vladimir, be reasonable, you haven't yet tried everything. And I resumed the struggle". Nampak bahwa Estragon merupakan tokoh yang mudah putus asa, ia dipenuhi oleh kekesalan yang luar biasa manakala ia tidak bisa melepaskan sepatunya.

VLADIMIR            : (advancing with short, stiff strides, legs wide apart). I'm

                  beginning to come round to that opinion. All my life I've tried to put it from

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun