Mohon tunggu...
Yogie Pranowo
Yogie Pranowo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Jakarta

Lahir di Jakarta pada tanggal 8 Juli 1989. Kemudian lulus dari magister Filsafat di Stf Driyarkara tahun 2017. Buku yang sudah terbit antara lain: Perempuan, Moralitas, dan Seni (Ellunar Publisher, 2018), dan Peran Imajinasi dalam Karya Seni (Rua Aksara, 2018). Saat ini aktif menjadi sutradara teater, dan mengajar di beberapa kampus swasta, serta menjadi peneliti di Yayasan Pendidikan Santo Yakobus, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menimbang Ulang Eksistensialisme Lewat "Waiting for Godot"

1 April 2020   10:31 Diperbarui: 1 April 2020   10:29 1059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waiting for Godot - ilustrasi pribadi

   me, saying Vladimir, be reasonable, you haven't yet tried everything. And I

   resumed the struggle. (He broods, musing on the struggle. Turning to

  Estragon.) So there you are again.

ESTRAGON          : Am I?

VLADIMIR            : I'm glad to see you back. I thought you were gone forever.

ESTRAGON          : Me too.

VLADIMIR            : Together again at last! We'll have to celebrate this. But how? (He

   reflects.) Get up till I embrace you.

ESTRAGON          : (irritably). Not now, not now.

Pada kesempatan lain, nampak bahwa selain terikat oleh Godot, mereka juga terikat antara satu dengan lainnya. Dialog diatas ingin menggambarkan betapa pentingnya kebersamaan diantara mereka. Mereka adalah teman seperjuangan. Sama sama sedang menunggu Godot, sama sama tidak tahu apa yang harus dilakukan sehingga mereka seringkali membicarakan suatu topik namun tidak selesai.

VLADIMIR            : When I think of it . . . all these years . . . but for me . . .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun