Lebaran iedul Fitri yang berbeda
Tahun ini ada yang berbeda dengan suasana iedul Fitri di keluargaku, tidak seperti biasa. Aku merasakan ada yang berbeda dengan iedul Fitri ini.
Menjelang akhir ramadhan, biasanya aku berkeliling berburu baju lebaran dan bahan masakan lebaran, berdesakan di. Pasar dengan puluhan bau yang bercampur aduk, Â bau farfum beraroma aneh, bau keringat pedagang keliling yang menjajakan beraneka macam. Belum lagi mendengar argumentasi tawar menawar harga setiap orang yang terkadang tidak masuk akal.
Telpon ku Berdering setiap hari, panggilan dari amih yang terus menerus bertanya lebaran dimana? Mau ke amih jam berapa? Dan berbagai permintaan lain. Selama ini aku risih, malesin dan gak suka dengan kondisi ini, sekarang malah aku merindukan itu, aku rindu telpon dari amih, rindu celoteh amih, rindu keusilan amih. Iedul Fitri yang selalu identik dengan hujan memang tidak berubah, tapi sekarang tanpa amih iedul Fitri terasa menyesakan.
Memang benar, rasa itu hadir ketika kita sudah kehilangan apa yang kita miliki, ketika masih kita genggam rasa itu hanya seperti angin. Tanpa ada rasa apapun. Jika kita sudah kehilangan, semua rasa tentang itu akan semakin terasa.
Seperti si buta yang kehilangan tongkatnya. Seperti  itulah aku kini. Kehilangan arah dan tujuan. Sementara aku si buta yang lumpuh..  Semakin terpuruklah aku...
Sehari menjelang idul Fitri aku selalu berada di dapur. Membantu mempersiapkan lebaran, namun kini hanya berdiam saja karena gak ada aktifitas apapun di dapur, sepi sunyi tanpa geliat apapun. Sedih? Tentu saja ini menyesakkan. Â Tapi nasi sdah menjadi bubur, tinggal kita jadikan bubur itu bernilai dengan mencari topping yang lain.
Ahh perpisahan yang tak pernah terbayangkan akhirnya menjadi kenyataan. Dan di hari yang Fitri ini aku hanya berseorangan menahan rasa yang tak berkesudahan..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI