Mohon tunggu...
Sastra Menyala
Sastra Menyala Mohon Tunggu... Komunitas

Menyalakan sastra di Negeri Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 6)

12 April 2021   08:06 Diperbarui: 29 Oktober 2021   12:28 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Jiwa Melangkah (Bagian 6)

Alkisah, di suatu negeri terjadi bencana. Rumah-rumah porak poranda. Emas dan rupa tiada lagi berharga.

Gempa datang menggetarkan raga. Belum sempat menyelamatkan semua. Tangis berderai, menyebut nama-Nya.

Masih ada waktu untuk berbenah. Meninggalkan maksiat menuju hakikat. Ternyata dunia memang kebahagiaan fatamorgana.

Ketika jiwa melangkah, yang dibawa hanyalah amal. Ikhlaskan semua yang telah hancur. Bangun kembali semangat berbagi.

Terkadang butuh air mata untuk menyelami dunia makrifat.

(Puisi Gus Pras/Yoga Prasetya)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun