Mohon tunggu...
Yohanes Bara
Yohanes Bara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Founder TOBEMORE Learning Center Bekerja di Majalah BASIS dan Majalah UTUSAN

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepotong Kertas Audrey

23 Juli 2018   15:35 Diperbarui: 25 Juli 2018   23:05 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka menuju sebuah mobil Luxio bertulis besar Kinara Making a Great Event. Audrey sering melihat mobil itu digunakan crew panggung. Saat Audrey masuk, hanya dua kursi depan yang kosong sedangkan sisanya berisi macam-macam box. Mobil yang sepertinya tak pantas dipakai oleh seorang owner.

Wanita dewasa pasti menduga, ajakan semacam ini adalah proses pendekatan yang dilakukan seoarang lelaki, wanita dewasa juga bisa menduga apakah ujungnya pelaminan atau hanya cinta semalam. Tapi Audrey tak ingin menduga-duga, ia tahu resikonya namun tak mengingkarinya.

Wilfred melepaskan jaketnya, nampaklah tatto dari lengan hingga pergelangan kirinya, tattoo yang padu padan dengan posturnya. Tatto yang baru sekali dilihat Audrey karena rekan kerjanya itu selalu berlengan panjang saat bekerja.

"Ini mamaku, ini adikku, ini gambar simbol luka Yesus tersalib," papar Wilfred yang melihat Audrey melirik seni di tangannya itu. Seolah ia ingin segera mengungkap rasa dan rupa sebenarnya pada Audrey, padahal keduanya tak pernah tahu sejarah cinta masing-masing. Bisa jadi satu diantaranya telah berlabuh.

Sebagai wanita yang pernah menantang lelaki untuk bersikap jantan, Audrey tak lagi menutup diri pada segala kemungkinan, termasuk menjalin relasi dengan Wilfred yang tak ia percayai sebagai lelaki baik. Wilfred selalu tampil maksimal dan bertutur baik dalam rapat-rapat penting, namun ia hanya bercelana pendek atau celana lusuh dengan sepatu Rei sambil menghisap rokok di backstage bersama anak buahnya.

Bagi Audrey tattoo adalah simbol negatif, hanya orang berdefisit afeksi tinggi yang merajah tubuhnya, namun ia tersentuh atas pilihan gambar di lengan Wilfred. Audrey juga merasakan hal-hal kecil seperti mengendarai mobil crew, makan di pinggir jalan, meminta rokok pada crew, sebagai pencitraan di depannya, sama seperti laki-laki lain yang berkamuflase untuk mencuri perhatian. Audrey kagum akan kesederhanaan itu sekaligus cemas jika ternyata semuanya palsu.

"Drey, besok aku mau ke Jogja," kabar Wilfred melalui telpon.

"Oh ya, semoga lancar ya project-nya," tanggap Audrey.

"Kirimi aku alamat rumahmu ya, aku mau ketemu Bapak buat melamar kamu,"

Perasaan Audrey carut-marut, lima detik dalam diamnya terputar secara ajaib perjumpaan hingga kedekatan mereka berdua. Ia tak tahu harus menanggapi apa, Wilfred terlalu berani dan lugas baginya, tak pernah ia berpura-pura baik karena ia tak memiliki kebaikan lain selain kejujuran itu sendiri.

"Gila kamu Wil, kita ini baru kenal!" Audrey memilih menanggapinya dengan terkejut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun