Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

LGBT di Indonesia, Pantaskah Dilegalkan?

23 Januari 2019   16:00 Diperbarui: 23 Januari 2019   16:17 9811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

LGBT bukan bawaan sejak lahir, menjadi LGBT adalah pikiran secara sadar dan dipengaruhi oleh wawasan yang didapat. Perkembangan HAM secara kontemporer telah dibentuk oleh pemikiran barat dan menyebabkan demokrasi, keadilan, kebebasan, kesetaraan gender dan martabat manusia disamakan dengan HAM di negara barat. HAM di setiap negara pasti akan berbeda-beda, karena ada konstitusi yang menjadi panduan akan penegakan HAM disuatu daerah (Santoso 2016).

LGBT dalam sudut pandang Kesehatan dan Kejiwaan

Orientasi seksual dibagi menjadi tiga tipe yaitu homoseksual, heteroseksual dan biseksual. Homoseksual adalah seks sesama jenis, heteroseksual adalah perilaku seks berlawan jenis, dan biseksual adalah orang yang berperilaku seks dengan sesama jenis dan lawan jenis (Zietsch 2008). Dari tiga jenis orientasi seksual, orieantasi seks yang sehat yaitu heteroseksual terutama heteroseksual yang tidak sering berganti pasangan. Perilaku LGBT termasuk kedalam perilaku seks yang tidak sehat. 

Perilaku ini selalu dihubungkan dengan melakukan hubungan seks yang tidak wajar dan sangat berpotensi terkena penyakit mematikan Human Immmunodeficiency Virus dan Acquired immune defficiency syndrome (HIV/AIDS). Jumlah penderita HIV/AIDS pada tahun 2016 sebanyak 41.250 meningkat dari tahun 2015 sekitar 37% , dan pada januari-maret 2017 jumlah penderita HIV adalah 10376. 

Kemudian untuk penderita AIDS pada tahun 2016 adalah 7491 meningkat 4,2 %, dan januari-maret 2017 jumlah penderita AIDS sebanyak 673 orang. Penderita HIV-AIDS disebabkan oleh hubungan sesama jenis dan hubungan heteroseksual yang tidak sehat. Perilaku heteroseksual yang menjurus ke tidak sehat tetap ada sebagai penyumbang HIV/AIDS disebabkan karena kecenderungan berganti-ganti pasangan. (DITJEN P2P 2017)..

Penjelasan dari aspek agama, Pancasila, hukum, HAM dan kesehatan dapat disimpulkan bahwa perilaku LGBT ini sangat tidak baik dan harus diatasi. Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari  perilaku ini  dan mengatasi  pelaku LGBT adalah

(1) keluarga sebagai pendidikan pertama anak mempunyai peran yang sangat vital terhadap perilaku anak kedepannya. Semenjak anak memasuki usia balita harus ditanamkan sifat yang sesui dengan gendernya. Seorang anak laki-laki harus ditanamkan sifat maskulin, tegas dan pemberani seperti ayahnya, dan anak perempuan harus ditanamkan sifat feminim dan keibuan seperti ibunya. 

Setelah menginjak usai remaja, kontrol anak-anak agar mendapatkan edukasi seks yang baik dan mendapatkan ilmu agama yang baik. Orangtua harus selalu mengawasi terhadap pergaulan anaknya, dan mengawasi penggunaan teknologi yang dilakukan oleh anaknya. 

Pengaruh teknologi mempunyai dampak yang sangat besar karena penyebaran LGBT oleh orang- orang yang mendukung perilaku ini banyak di lakukan melalui media-media. (2) Pemerintah selaku pembuat utama kebijakan harus mempertegas aturan-aturan agar perilaku LGBT jera dan meninggalkan perilaku menyimpangnya. 

Perluasan pasal yang diajukan oleh beberapa ilmuwan yaitu Pasal 284, Pasal 285, dan Pasal 292 KUHP harus segera diterapkan,karena permohonan yang ilmuwan lakukan tentu berdasarkan data- data dan fakta. Kemudian untuk mengatasi yang terlanjur terjangkit, pemerintah sebaiknya menyediakan pusat rehabilitasi untuk penderita LGBT agar mereka dapat menghilangkan orientasi seks yang menyimpang itu. 

Penyebaran informasi terkait rehabilitasi ini harus rutin dilakukan karena kemungkinan orang yang berorientasi seks hanya memiliki ketertarikan "ingin" tetapi menutupi perilakunya.dan tidak mempunyai tempat untuk menghilangkan orientasi seks menyimpangnya. (3) Selanjutnya untuk pemuda, bentengi diri kita dengan pemahaman agama yang kuat, karena apabila kita memahami aturan agama dan diterapkan dengan sungguh-sungguh maka perilaku LGBT akan dapat kita hindari. Permasalahan LGBT di luar negeri karena pemahaman pemuda akan agama dalam dirinya yang sangat disampingkan.

Perilaku LGBT sudah menyebar cukup pesat dan orang-orang yang mendukung LGBT ataupun organisasi-organisasi LGBT di Indonesia mulai menyuarakan hak nya agar diakui di Indonesia. Dari segala aspek, baik itu aspek agama, HAM, hukum, dan kesehatan perilaku ini sangat tidak sesuai dan harus dihindari. Peran segala pihak baik harus ditingkatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun