Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi ; Hijau Di Antara Asap Dan Baja

29 Agustus 2025   18:33 Diperbarui: 30 Agustus 2025   20:51 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jaketmu adalah harap, peluhmu adalah doa kecil yang menebang kenyataan. 

Aku menyusur aspal dan waktu, menyajikan pesanan--sepotong nasi, sepotong senyum untuk sendok lapar. 

Tapi malam itu tiba dengan deru baja, sayatan roda menenggelamkan asa, sepotong harapan---dijemput malam oleh mobil tak bernyawa, tak berdosa. 

Affan, namamu kini melekat di bibir jutaan yang tercekam rasa sakit, di jalanan yang bergetar karena tawa rakyat meringis. 

Gas air mata menyayat udara, seperti luka tak mau sembuh ketika darah bercampur debu, dan nurani tertinggal di trotoar. 

Kami masih ingat jaket hijau itu, sebagai simbol yang patah--- bukan semata peluh dan tekad, tapi juga luka dari negara yang tengah lupa dimana letak tulang punggungnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun