Mohon tunggu...
YM. Lapu
YM. Lapu Mohon Tunggu... Puisi, Merangkai Rasa Memeluk Jiwa

Kata-Kata Tumpah Dari Kepalaku Berceceran Dan Luber Kemana-Mana Berserakan,Kemudian menjadi kepingan di sudut ruang (yml)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Getsemani; Jalan Sunyi Menuju Golgota #4

15 Maret 2025   23:00 Diperbarui: 18 Maret 2025   16:52 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak yang bisa dikatakan---tetapi Yudas memilih untuk tetap pada rencananya.

Ia mendekati Yesus, dan dengan suara yang terdengar begitu biasa, begitu akrab, ia berkata:

"Salam, Rabi."

Lalu ia mencium Yesus.

Ciuman.
Lambang kasih, berubah menjadi simbol pengkhianatan.
Lambang persahabatan, kini menjadi tanda penangkapan.

Bibir Yudas masih menempel di pipi Yesus ketika Yesus berbicara, dengan suara yang lembut tetapi menusuk:

"Hai Yudas, dengan ciuman engkau menyerahkan Anak Manusia?"

Reaksi Murid-murid & Kekacauan yang Terjadi

Semua terjadi begitu cepat.

Pasukan imam besar langsung maju untuk menangkap Yesus.
Murid-murid yang awalnya terkejut kini panik.

Petrus, tanpa berpikir panjang, menghunus pedangnya.
Ia tidak peduli siapa di depannya---tangannya bergetar karena kemarahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun