Dan ndilalah Australia bermain sangat efektif di laga ini, dari 7 tembakan 6 daintaranya on target dan 5 jadi gol. Ini statistik yang edun suredun, gila bener dah...
Australia sangat efektif dan timnas Indonesia tidak menemukan jalan masuk pertahanan lawan. Dari penguasaan bola yang lebih, timnas hanya mampu melakukan 7 tembakan (jumlah yang sama dengan lawan). Namun efektivitas jadi pembeda karena hanya sekali lewat Ole Romeny kita bisa cetak gol..
Dan juga, peluang unggul lewat penalti di awal laga pun gagal, hanya kena tiang dan tak jadi gol. Sudah main naif, apes pula...
Maka, lengkaplah sudah segala alasan untuk kalah yang memang semuanya kita miliki. Strategi naif yang lawan tahu cara mematikannya, lawan main efektif, serangan yang buntu, pertahanan yang rapuh, juga kesialan dalam bentuk penalti gak masuk...
Where did it all go wrong..., itu lirik lagu Oasis yang sering saya dendangkan saat melihat laga timnas lawan Australia kemarin.
Dan akhirnya memang kita harus menerima kekalahan pada akhirnnya.
Lalu ternyata di laga-laga lain, para raksasa juga memetik kemenangannya. Jepang mengalahkan Bahrain dan Arab Saudi menang atas Cina.
Klasemen grup C lalu jadi seperti prediksi tradisional: tiga tim langganan Piala Dunia Jepang, Australia dan Arab Saudi berada di atas, lalu Indonesia, Bahrain dan Cina di bawah.
Jepang sudah pasti lolos. Secara objektif pendamping jepang diperebutkan antara Arab Saudi dan Australia, walau tiga tim lain masih punya peluang tentunya.
Hal objektif yang bisa disasar oleh timnas adalah menempati peringkat tiga atau empat (minimal di atas Bahrain dan Cina) untuk setidaknya lolos ke putaran keempat.
Mengalahkan Bahrain dan Cina adalah hal penting yang harus diupayakan. Dan siapa tahu, Jepang yang sudah pasti lolos tidak akan bermain dengan determinasi maksimal sehingga kita bisa mencuri poin.
