Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Semua Serba Salah Saat Melawan Australia

22 Maret 2025   09:29 Diperbarui: 22 Maret 2025   09:29 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas kalah lawan Australia (Sumber foto: AFP/Saeed Khan via kompas.id)

Timnas Indonesia terbantai 1-5 oleh Australia dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026. Itu adalah jelas sebuah berita buruk. Seharian kemarin bahkan saya enggan melihat semua berita atau postingan apapun terkait sepakbola di media apapun.

Chanel youtube yang membahas bola yang sering saya kunjungi, skip dulu. Juga portal-portal berita, media sosial bahkan postingan WA teman yang banyak bertebaran membahas timnas. Semuanya saya skip.

Ya, saya sedang patah hati. Dan bagi orang yang patah hati, semua informasi terkait hal yang mematahkan hatinya adalah hal yang menyakitkan untuk dilihat, untuk kurun waktu tertentu.

Skor 5-1, ah itu telak sekali. Walau saya tahu bahwa dalam sepakbola kadang skor menjadi begitu kejam dan tidak mencerminkan perbedaan kualitas sesungguhnya. Wong timnas Brasil saja pernah terbantai 1-7 di kandang sendiri saat semifinal Piala Dunia melawan Jerman.

Dan banyak cerita dua tim dengan kekuatan seimbang bertanding lalu berakhir dengan skor yang terlihat berat sebelah. Saya tahu, skor telak bukan berarti yang kalah goblok lalu yang menang punya kualitas jauh lebih baik.

Tapi meski saya tahu rasionalisasi kekalahan telak tersebut, tetap saja saya patah hati...

Dan juga sebenarnya, kalah telak lawan Australia adalah hal yang sesungguhnya pernah kita alami belum lama. Saat Piala Asia, tim asuhan Shin Tae Yong juga terbantai 0-4. Pun saat lawan Jepang di laga kualifikasi Piala Dunia 2026, kita juga kalah dengan selisih empat gol.

Ya, ini adalah Australia, tim langganan Piala Dunia. Kekalahan dari mereka seharusnya hal masuk akal yang bisa diterima.

Tapi nyatanya tidak begitu. Saya sakit hati karena harapan untuk secara ajaib bisa lolos langsung bersama Jepang sudah ada di dalam angan.

Ah ya, melihat kehebohan penunjukan Patrick Kluivert jadi pelatih kepala timnas plus asisten dan semua tim kepelatihannya, sedikit banyak saya terpapar  adanya harapan dan keyakinan bahwa timnas dikelola oleh sebuah tim besar yang walau saya sanksi dengan Kluivert tapi timnya okelah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun