Mohon tunggu...
Pena Wimagati
Pena Wimagati Mohon Tunggu... Mahasiswa dan Jurnalis

Tulis, Baca, Nyanyi dan Berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Selamat Jalan Mama Orang Baik

6 Oktober 2025   17:29 Diperbarui: 6 Oktober 2025   17:49 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret turut belasungkawa atas wafatnya Ibu Imel. (Dokpri).

Ia tidak hidup dalam kemewahan, tapi ia kaya dalam kebaikan. Ia tidak berteriak tentang iman, tapi hidupnya sendiri menjadi doa.

Orang seperti Ibu Imel mengajarkan padaku bahwa kasih tidak harus besar, tapi nyata. Ia hadir di antara kita seperti cahaya kecil yang cukup untuk menerangi ruang gelap di hati.

Kepergian dan Doa yang Tersisa

Saya sedih karena belum sempat membalas kebaikannya. Sering kali saya membayangkan suatu hari nanti, ketika sudah selesai menempuh jalan panggilan ini, saya akan datang ke rumahnya, mempersembahkan misa syukur untuknya dan keluarganya sebagai tanda terima kasih atas semua yang telah ia berikan. Tapi rencana itu takkan terjadi lagi.

Tuhan lebih dulu memanggilnya pulang. Namun, saya percaya, setiap kebaikan tidak pernah mati. Setiap doa yang ia ucapkan, setiap bantuan kecil yang ia berikan, setiap senyum yang ia tebarkan semuanya akan tetap hidup di hati orang-orang yang pernah disentuhnya.

Dalam setiap misa, saya akan selalu menyebut namanya. Dalam setiap doa untuk arwah, saya akan menambahkan: "Tuhan, terimalah Mama Imel di pangkuan-Mu yang damai."

Ketika menulis ini, kenangan datang silih berganti. Saya bisa melihat kembali wajah Mama ketika bercerita tentang Ibu Imel mata yang berbinar, suara yang lembut, tapi sarat rasa hormat dan rindu. Saya tahu, Mama sangat kehilangan. Bagi Mama, Ibu Imel bukan hanya rekan kerja, tapi saudari, pelindung, dan tempat bersandar.

Dan bagi kami, anak-anaknya, Ibu Imel adalah bagian dari kisah hidup kami. Ia bukan darah, tapi sudah menjadi keluarga.

Kini, ketika ia telah pergi, yang tersisa hanyalah doa dan kenangan. Tapi mungkin, itu sudah cukup. Karena orang-orang baik tidak pernah benar-benar pergi. Mereka tinggal di dalam cerita, di dalam cara kita mencintai, dan di dalam nilai-nilai yang kita teruskan.

Terima kasih sudah menjadi "sesama yang baik" bagi Mama saya.

Terima kasih sudah menolong tanpa pamrih, mencintai tanpa batas, dan mengajarkan kami bahwa kasih selalu menemukan jalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun