Kalsium adalah salah satu pembentuk utama dari tulang, maka dari itu penting bagi manusia terutama yang masih dalam usia pertumbuhan untuk mengonsumsinya. Sayangnya, tubuh kita gak bisa memproduksi kalsium sendiri, jadi kita harus rajin makan makanan seperti susu, keju, atau brokoli yang kaya akan mineral kalsium. Namun, kalsium tidak bisa "menempel" pada tulang dengan sendirinya, kalau tidak ada yang vitamin D yang ikut serta dalam prosesnya. Jadi, penting bagi kita semua untuk mendapatkan nutrisi kalsium dan vitamin D di saat yang bersamaan.
Ketika tubuh mendapatkan vitamin D dari makanan atau minuman yang dikonsumsi, tubuh akan menyimpannya dalam bentuk provitamin D. Provitamin adalah senyawa yang akan dikonversi menjadi vitamin. Jika masih dalam bentuk provitamin D, tubuh tidak bisa menggunakannya untuk membantu mengoptimalkan proses penyerapan kalsium, sehingga diperlukan sinar matahari (UVB) untuk mengubahnya menjadi vitamin D. Vitamin D yang sudah dikonversi ini akhirnya akan membantu proses "pemasangan" kalsium pada tulang.
Bukan berarti kalsium harus dikonsumsi dalam jumlah yang sangat banyak karena dapat menganggu keseimbangan jumlah mineral yang boleh ada di dalam darah. Tubuh memiliki kemampuan namanya homeostasis yaitu menjaga kestabilan internal tubuh yang diakibatkan oleh faktor eksternal. Tubuh yang kelebihan kalsium akan merangsang pembentukan hormon kalsitonin untuk "memasang" kalsium di tulang atau akan dibuang pada urin dan feses, tetapi ketika tubuh kekurangan kalsium, tubuh akan merangsang pembentukan hormon PTH untuk mengambil sisa-sisa mineral yang masih bisa digunakan dari urin atau feses atau "mengambil" dari tulang. Kadar normal kalsium dalam darah adalah 10mg/100ml.
Jadi, kalsium itu diperlukan dalam pertumbuhan tulang tetapi tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan vitamin D dan berlaku juga bagi vitamin D karena tanpa sinar matahari, provitamin D tidak akan dirubah menjadi vitamin D dan pada akhirnya menjadi sia-sia nutrisi yang telah dikonsumsi. Namun, bukan berarti semua harus dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan karena bisa saja berakhir di sistem ekskresi manusia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI