Mohon tunggu...
Yaya Harahap
Yaya Harahap Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Masih berproses

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Runtutan yang Berturut

8 Mei 2024   00:53 Diperbarui: 8 Mei 2024   00:54 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kelam sesak menyelam teralamat dalam di kalbuku. 

Tetiba runtutan hal datang begitu saja

Tanpa ada apa-apa

Menerobos dinding pertahanan hatiku yang sudah ku jaga lama hingga saat ini. 

Belum lagi tekanan tekanan dari dalam yang tak seharusnya ku rasakan. Perlahan membunuh ku. 

Apakah aku sekuat itu Tuhan? 

Apakah aku sehebat itu Tuhan? 

Satu persatu datang ku cicip tanpa aba-aba

Malang tidak berbau

Apa yang akan datang ini Tuhan, sehingga kau harus menyiapkan lembah yang amat dalam untuk menampung nya. 

Sudah sesak perih dalam dalam dadaku yng sudah tidak terbendung lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun