Mohon tunggu...
Yavis Nuruzzaman
Yavis Nuruzzaman Mohon Tunggu... Writer

Exploring the intricate tapestry of our world, one article at a time. Driven by curiosity and a desire to foster informed discussions. Join me in dissecting current affairs, sharing insights, and uncovering new perspectives.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Berkualitas Dimulai dari Usia Dini

29 Agustus 2025   13:24 Diperbarui: 29 Agustus 2025   13:24 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak merupakan kanvas putih yang bisa kita sebagai orang tua bentuk untuk masa depanyang lebih baik (Pexel.com-Ksenia Chernaya)

Pernah nggak kita dengar kalimat: "Anak itu seperti kertas putih, tinggal kita yang mau menulis apa di atasnya."
Sekilas sederhana, tapi maknanya dalam banget. Anak-anak, terutama di usia dini, adalah cerminan dari lingkungan terdekatnya. Dan di fase inilah fondasi pendidikan yang berkualitas benar-benar dibangun.

Sayangnya, masih banyak orang tua yang merasa pendidikan baru dimulai saat anak masuk SD. Padahal, menurut penelitian, sekitar 80--90% perkembangan otak terjadi di usia 0--6 tahun. Fase ini disebut "golden age", masa emas di mana anak butuh stimulasi tepat agar potensi berkembang maksimal.

Kalau masa emas ini dilewatkan begitu saja, anak bisa kehilangan kesempatan besar untuk tumbuh secara optimal. Nah, di sinilah peran orang tua jadi kunci utama. Pertanyaannya: bagaimana cara kita menciptakan pendidikan berkualitas sejak dini, bahkan sebelum anak mengenakan seragam sekolah? Berikut Aspirasi Pendidikan Bermutu yang dapat digunakan oleh semua pihak, tak ketinggalan kepada orang tua di seluruh Indonesia. 

1. Ubah Cara Pandang tentang PAUD

Masih ada orang tua yang menganggap PAUD cuma tempat "main-main". Padahal, justru bermain adalah cara anak belajar. Anak belajar mengendalikan emosi, melatih motorik, hingga belajar berbagi, semua lewat permainan.

Kalau sejak dini anak hanya didorong untuk calistung (membaca, menulis, berhitung), ia bisa kehilangan momen penting untuk mengembangkan kecerdasan emosional dan kreativitas.

Tips untuk orang tua:

  • Jangan buru-buru menuntut anak bisa membaca/menulis di usia 4 tahun.
  • Pilih PAUD yang menekankan stimulasi holistik: motorik, sosial-emosional, bahasa, kreativitas, dan karakter.
  • Anggap PAUD sebagai partner pendidikan, bukan sekadar tempat penitipan.

2. Rumah adalah Sekolah Pertama

Fakta menarik: anak-anak lebih banyak belajar dari perilaku dibandingkan kata-kata. Misalnya, anak yang melihat orang tuanya rutin membaca akan lebih mudah tertarik pada buku. Sebaliknya, kalau orang tuanya gampang marah, anak pun cepat meniru emosi negatif itu.

Jadi, jangan lupa: orang tua adalah guru pertama dan utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun