Ingat, karakter bukan sekadar teori. Anak menyerap kebiasaan dari suasana rumah.
6. Bangun Kolaborasi dengan Guru PAUD
Ada anggapan bahwa pendidikan 100% tanggung jawab guru. Padahal, hasil terbaik muncul saat ada kolaborasi antara guru dan orang tua.
Strategi kolaborasi:
- Coba rutin berdiskusi dengan guru soal perkembangan anak.
- Ikut terlibat dalam kegiatan sekolah, bukan hanya datang saat perpisahan.
- Lanjutkan stimulasi di rumah sesuai masukan guru.
Anak akan tumbuh lebih optimal kalau ada keselarasan antara rumah dan sekolah.
7. Aspek Spiritual Jangan Dilupakan
Selain kecerdasan intelektual, anak juga butuh fondasi spiritual sejak kecil. Untuk keluarga muslim, misalnya, bisa mengenalkan doa-doa pendek, ikut sholat berjamaah, atau mendengarkan kisah nabi. Bagi keluarga lintas agama, yang terpenting adalah membiasakan anak pada nilai-nilai spiritual yang menumbuhkan rasa syukur, cinta, dan tanggung jawab.
Caranya:
- Mulailah dari yang sederhana, seperti berdoa sebelum makan.
- Gunakan storytelling agar anak tertarik dengan nilai agama.
- Jadikan rumah sebagai teladan iman dan moral.
8. Orang Tua Juga Perlu Belajar
Kadang orang tua sibuk menuntut anak bisa ini-itu, padahal dirinya sendiri enggan belajar. Dunia anak terus berubah, terlebih di era digital, sehingga orang tua juga harus beradaptasi.
Yang bisa dilakukan:
- Ikut seminar parenting atau kelas edukasi anak online.
- Membaca buku atau artikel soal perkembangan anak.
- Belajar mengelola emosi, supaya anak tumbuh di lingkungan yang tenang dan penuh kasih.
