Mohon tunggu...
yavis nuruzzaman
yavis nuruzzaman Mohon Tunggu... Freelancer - fotografer, pemusik, penulis lepas, pemerhati media sosial, penyuka sepak bola,

fotografer, pemusik, penulis lepas, pemerhati media sosial, penyuka sepak bola,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik dan Komunikasi Antar Budaya

12 Februari 2022   09:51 Diperbarui: 12 Februari 2022   09:55 7919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi melepaskan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi ribuan perangkat desa di depan Kompleks Parlemen, KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Keenam, konflik dapat dipandang sebagai clashing of two opposing intererst atau pertikaian antar dua kelompok kepentingan. Ketegangan yang meliputi konflik dapat tumbuh dari cara memandang sesuatu yang tidak signifikan, apalagi kalau masalah tersebut tidak dapat dipecahkan sehingga membangun argumen yang tiada berakhir, disertai kemarahan dan kekerasan fisik yang bersifat permanen sehingga memisahkan kedua belah pihak. Tidak terpecahnya konflik menimbulkan destruksi sosial, personal, dan perilaku dari yang sebelumnya profesional menjadi tidak profesional.

Sebuah konflik harus ada solusinya, manajemen konlik, menurut Robinson dan Clifford merupakan tindakan konstruktif yang direncanakan, diorganisasikan, digerakkan, dan dievaluasi secara teratur atas semua usaha demi mengakhiri konflik. Manajemen konlfik harus dilakukan sejak konlfik mulai tumbuh. 

Karena itu, sangat dibutuhkan kemampuan manajemen konflik antara lain melaca berbagai faktor positif pencegah konlfik. Konflik tidak dapat dimanajemen kecuali ditunda dengan mengurangi tindakan ekstrim yang terjadi. Caranya antara lain adalah mencegah konflik agar tidak menghasilkan sesuatu. 

Manajer konflik segera menarik individu keluar dari keterlibatan mereka dalam suatu konflik dan memasukkan mereka ke kelompok lain yang tengah menjalankan program-program positif.

Salah satu model manajemen konflik yang sering digunakan yaitu model Boulding. Secara umum, beberapa hal yang tercakup dalam konsep manajemen konflik adalah, pengakuan bahwa kita dalam setiap bermasyarakat selalu ada konlfik. Analisis situasi yang menyertai konflik. Misalnya, mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, apakah konlfik berhubungan dengan nilai, tujuan, cara, teritori, atau kombinasi daripada faktor-faktor tersebut. 

Kemudian, analisisi perlaku semua pihak yang terlibat. Langkah selanjutnya ialah menentukan pendekatan konflik yang dapat dijadikan model penyelesaian. Setelah itu, fasilitasi komunikasi. Buka semua jalur komunikasi baik langsung maupun tidak langsung, diskusi dan dialog, dalam ragka mendengarkan. 

Langkah selanjutnya ialah negosiasi. Rumuskan beberapa anjuran, tekanan, dan konfirmasi bagi kelestarian relasi selanjutnya. Terakhir, hiduplah dengan konflik, semua konflik tidak dapat dihilangkan kecuali dapat ditekan, atau ditunda kekerasannya.

Penguasaan manajemen konflik antar entis sangat penting dikuasai untuk mengatasi konflik yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Lebih lanjut lagi, konflik antar etnis dapat diredusir dengan penguatan komunikasi antarbudaya yang baik. 

Budaya merupakan lensa, seseorang untuk menafsirkan fakta yang terjadi di dunia. Komunikasi antar budaya terjadi dengan pertukaran simbol simbol dari budaya masing masing yang kemudian diartikan secara semiotika dengan lensa penerima simbol. Sehingga tercipta interaksi yang tidak menimbulkan konflik antaretnis.

Intelijen, sebagai mata dan telinga negara, harus bisa membaca serta mendeteksi ancaman melalui  pemahaman simbol-simbol semiotika masing masing budaya. Bagaimanapun juga, Indonesia dengan pluralismenya, harus dikembangkan sistem ketahanan nasional yang berdasarkan asas kebudayaan. Kebudayaan bisa menjadi kekuatan apabila diolah dengan baik dan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun