Mohon tunggu...
yavis nuruzzaman
yavis nuruzzaman Mohon Tunggu... Freelancer - fotografer, pemusik, penulis lepas, pemerhati media sosial, penyuka sepak bola,

fotografer, pemusik, penulis lepas, pemerhati media sosial, penyuka sepak bola,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik dan Komunikasi Antar Budaya

12 Februari 2022   09:51 Diperbarui: 12 Februari 2022   09:55 7919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi melepaskan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi ribuan perangkat desa di depan Kompleks Parlemen, KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Teori yang kedua adalah teori defisiensi, yakni kondisi mengenai kekurangan kelompok inferior. Mengapa ada kelompok inferior? Karena dalam realitas mereka diperlakukan inferior, jika dibandingkan dengan kelompok mayoritas mereka kekurangan dalam beberapa hal.

Herbert Spencer memperkenalkan bahwa apabila anda melihat orang miskin, itulah kemiskinan karena mereka memang tidak kuat, tidak sehat, lamban, inteligensi rendah, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, apabila ada yang miskin, hal itu alamiah saja. Daniel Partick Moynihan berpendapat bahwa berbagai masalah yang dialami orang kulit hitam bersumber dari patologi sosial. 

Asumsi ini menguatkan bahwa kemiskinan yang dialami oleh orang kulit hitam meupakan kemiskinan budaya, dan menjadi kemiskinan struktural yang membuat mereka tidak efektif dalam bekerja, sehingga selalu bersikap pasrah dan menerima nasib.

Dari beberapa teori hubungan antar etnik, dapat digambarkan bahwa interaksi antar etnik yang terjadi memiliki potensi besar untuk terjadi konlfik. Dari beberapa sumber, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan konflik adalah bentuk pertentangan alamiah yang dihasilkan oleh individu atau kelompok, karena mereka yang terlibat konflik memiliki perbedaan sikap, kepercayaan, nilai atau kebutuhan. 

Definisi yang lain menyebutkan bahwa konflik ialah hubungan pertentangan antara dua pihak atau lebih yang memiliki, atau merasa memiliki, sasaran tertentu namun diliputi pemikiran, perasaan, atau perbuatan yang tidak sejalan.

 Berdasarkan definisi konflik tersebut, dapat ditarik kesimpulan ada beberapa unsur dalam konlfik. Yang pertama, yakitu ada dua etnik atau lebih yang terlibat. Ada tujuan yang dijadikan sasaran konflik dan juga menjadi sumber konflik. Ada perbedaan pikiran, perasaan, tindakan antaretnik dalam kerangka konflik utuk mendapatkan atau mencapai tujuan/sasaran. Terakhir, ada situasi konflik antara dua etnik atau lebh yang bertentangan , meliputi situasi antarpribadi, antarkelompok, dan antarorganisasi.

Dari definisi dan unsur konflik di atas, ada beberapa hal yang bisa dirumuskan. Pertama, konflik antarentik bersifat alamiah, juga merupakan gejala yang sangat tipikal dari relasi antarmanusia yang terjadi pada setiap level. Mulai dari level antar pribadi hingga level global. Konflik pada setiap level sangat signifikan dengan dinamika kebersamaan. Ini mendorong mereka yang terlibat untuk menguji para pihak melakukan perbandingan.

Kedua, orang yang terlibat dalam konflik antaretnik terdorong melakukan konflik, karena mereka mempunyai satu minat atau nilai bersama yang diperebutkan. Kebutuhan bersama tidak bisa dipertemykan itulah yang dijadikan tantangan bersama.

Ketiga, konflik etnik sering diiringi oleh kekerasan yang berlangsung dalam satuan ruang (geografi dan kultur) serta periode tertentu.

Kelima, umumnya mereka yang terlibat konflik umumnya merasakan, bahkan yakin bahwa mereka kurang puas karena kebutuhan dasar mereka tidak dipenuhi. Tambahan lagi, minoritas cenderung yakin bahwa identitas mereka tidak diakui karena kepentingan mereka tidak diperhatkan. Harapan mereka sering disepelekan, kebudayaan mereka tidak diperhitungkan. 

Sebaliknya, mayoritas sering merasa bahwa kehadiran kelompok minoritas mengancam, apalagi kalau ada pemimpin minoritas yang berkerjasama dengan kelompok musuh. Ini membuat mayoritas kerap merasa bahwa kehadiran minoritas merupakan ancaman terhadap keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun