"Seperti itu, seperti apa?"
"Saya tidak akan memberitahu, sampai Bapak pulang dari Bali."
"Sudah pandai membuat penasaran ternyata. Aku tunggu janji kamu, dan kalau tidak dipenuhi tunggu saja pembalasannya."
"Bapak ini apaan, sih!"
"Kok manggilnya masih Bapak? Mulai sekarang biasakan panggil saya dengan Kangmas, Kaaangmas!"
Utari gelagapan tidak bisa menyahut. Untuk sesaat dia hanya diam, sementara lidahnya terasa kelu untuk melontarkan apapun perkataan yang ingin dia ucapkan. Jantungnya memukul dengan keras, seperti hendak terlontar dari tempatnya.
"Riri? Kamu masih belum tidur, kan?"
"I---iya."
"Kok kamu jadi pendiam gitu?"
"Nggak kok! Saya---saya---"
"Ya?"