Mohon tunggu...
Yat
Yat Mohon Tunggu... Sales - Puisi

Jalan-Jalan Imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gendang Kepala

17 Oktober 2021   16:38 Diperbarui: 17 Oktober 2021   16:41 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kami bicara dalam ruang ilusi

beberapa sihir lipstik poles pilar angin

menghantar baki bait sajak

sore bijaksana mendengarkan ku

seolah penasehat hati

dalam delusi nya

cinta

itu, semburan api hati

dari tahun-tahun yang telah berlalu

aku menyimpan lukisan nya

meski bayangan ku sedang bertarung

memperbaiki listrik kepala ku yang rusak

tidak ada tulus hati, itu padam

tidakkah dia mengerti?

namun jiwa lapuk ku tak mampu

persalahkan jiwa hancur nya

setidak nya dia memanggil ku ahli sihir

ilusi

hati nya gempita

oleh tipu daya rasa halusinasi

delusi

jiwa yang cemerlang 

oleh tipu daya bayang malam

hati nya gempita

hati nya ranum luka

hati nya curiga cemburu

hati nya lapuk kokoh

ia senandungkan malam

ia syairkan pagi

ia lirikan siang 

lalu senja nya seakan palu pengampunan

kami terus bicara

untuk praduga takdir

jalan-jalan tua telah dibentangkan

lonceng waktu memberi peringatan

cinta

ia menawarkan cinta

ia menilik nilai hati

ia mengetuk bentuk jiwa

tidak,

tidak ada kenyataan

saat kepala ku retak

tidak ada bayangan nya 

saat kepala ku utuh

ini delusi kami

ini bayangan halusinasi ku

ini refleksi ilusi .... kami?

kami bicara tanpa mimpi

untuk sauh cinta

maka bumi telah menelan roda lautan nya

untuk rakit doa

maka hanya Tuhan 

yang mungkin masih mendengar itu

tidak ada kenyataan dalam rasa rindu

tidak ada bayangan hantu nya bisa bertarung

tidak ada gempa di kepalan rindu

bisa merusak peti arak bajak laut

wangi kenyataan

membayangi doa-doa senja

laut tidak melambaikan kedip cahaya

bulan yang menopang isyarat bintang

menahan laju meteor ambisi

delusi semarakkan bunyi gendang kepala

Copyright (c) Yat, 16 Oktober 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun