Mohon tunggu...
Yasmin Meida
Yasmin Meida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selamat Membaca :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Stunting pada Masa Pandemi Berbasis Kekeluargaan di Kecamatan Batang

28 Januari 2022   12:58 Diperbarui: 28 Januari 2022   13:08 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teguh Irawan, S.KM., M.Kes, Birgitta Viara Maharani, Nur Kamila, Fachri Rizky Pratama, Yasmin Meida

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan

Indonesia salah satu negara di dunia yang kesulitan menangani masalah kekurangan gizi kronis atau stunting dengan rata-rata nasional mencapai 27%. Bahkan, angka rata-rata di sejumlah daerah jauh lebih tinggi daripada nasional. Permasalahan ini menjadi masalah bersama, secara global Indonesia di urutan ke-115 dari 151 negara di dunia. 

Angka saat ini masih di kisaran 27,7%. Beberapa hal yang menyebabkan angka stunting di Indonesia tinggi, seperti kurangnya asupan gizi yang sangat kronis, rendahnya cakupan akses air dan sanitasi penduduk yang memiliki air minum berkualitas, rendahnya pendidikan pada orang tua, pola asuh yang salah, hingga kurangnya nakes terutama ahli gizi dalam pemantauan perkembangan balita. 

Di Kabupaten Batang, angka stunting masih mengalami kenaikan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Batang pada tahun 2019, angka mencapai 10,27 persen dan pada pertengahan tahun 2020 ini terdapat kenaikan menjadi 10,50 persen, lalu Agustus hingga Desember 2020 naik 16,71 persen atau 5.915 anak dari 35.397 anak.

Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa individu yang stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari berbagai penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit. Stunting akan mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental dan intelektual akan terganggu (Mann dan Truswell, 2002). 

Adapun kebijakan pemerintah untuk mengatasi stunting di Indonesia adalah dengan menetapkan 5 (lima) Pilar Pencegahan Stunting komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah dan desa, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan dan evaluasi (tribunnews.com).


Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan pada saat pelaksanaan PBL I, maka masalah yang di prioritaskan untuk melaksanakan intervensi beberapa Kelurahan di Kecamatan Batang antara lain, Kelurahan Kalisalak, Kelurahan Kauman, Kelurahan Kasepuhan dan Kelurahan Proyonanggan Utara. 

Kegiatan dalam melaksanakan intervensi berupa : Penyuluhan pencegahan stunting dan membagikan poster, membagikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada balita, penyuluhan pencegahan stunting yang dimulai dari masa remaja, membagikan ebook menu/resep MPASI (Makanan Pendamping ASI), dan membagikan video pencegahan stunting,Pembagian obat cacing, peragaan cuci tangan yang baik dan benar, sosialisasi tentang pencegahan ispa, penempelan dan pembagian poster, penyuluhan ASI Eksklusif, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan pada balita, penyuluhan tentang perbedaan gizi buruk dan stunting menggunakan media poster, gerakan tanam sayuran.

Pada PBL II tahun 2021 ini mengangkat tema "Pencegahan dan Penanggulangan Stunting pada Masa Pandemic Covid-19 Berbasis Keluarga" yang mana mengidentifikasi masalah dan menganalisis masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat sekitar tempat tinggal terkait kasus pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini melalui pendekatan konsep dan aplikasi ilmu kesehatan masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri.

Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting pada masa pandemic covid-19 berbasis keluarga merupakan salah satu upaya pencegahan stunting dengan mengutamakan kegiatan promotif dan preventif, termasuk kegiatan-kegiatan proaktif untuk menjangkau sasaran/masyarakat. 

Sasaran dari upaya penanggulangan stunting dengan berbasis keluarga ini adalah memberikan dukungan kepada masyarakat dan pemerintah desa untuk bersama-sama bangkit melawan stunting melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan tetap menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarga dengan terus berperilaku hidup bersih dan sehat.

Dalam kegiatan penyuluhan pada Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini, terlebih dahulu peneliti melakukan pengambilan data secara kualitatif yang telah dilakukan pada pelaksanaan PBL I. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara mendalam terhadap responden yang telah ditentukan oleh peneliti. 

Proses pengumpulan data sampai dengan analisis data berlangsung selama sebulan. Pengambilan responden menggunakan teknik non probability sampling, yaitu purposive sampling yang dipilih tanpa acak dan didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti yaitu berdasarkan ciri atau sifat-- sifat populasi yang telah diketahui. 

Responden yang diwawancarai berasal dari masyarakat yang tinggal di beberapa Kelurahan di Kecamatan Batang dan memfokuskan pada ibu-ibu yang memiliki balita. 

Data-data yang telah dikumpulkan pada saat pelaksanaan PBL I, langkah selanjutnya yaitu mencari masalah yang di prioritaskan untuk digunakan sebagai acuan melaksanakan intervensi yang dilaksanakan secara online maupun secara offline.

Dalam program intervensi kegiatan untuk penanggulangan Covid 19 berbasis keluarga di Kecamatan Batang Kabupaten Batang dilakukan beberapa program kegiatan. Untuk mengajak masyarakat untuk tahu lebih jauh tentang stunting dan bagaimana cara memutuskan tali rantai menularkan Covid 19 dengan menerapkan protokol kesehatan. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan antara lain :

1. Penyuluhan Online Pentingnya ASI Ekslusif Bagi Balita Bersama Ibu-Ibu Guna Pencegahan Stunting

Kegiatan dilakukan di Kelurahan Kalisalak melalui media Whatsapp dengan pembagian materi tentang asi ekslusif dan melakukan sesi tanya jawab mahasiswa dengan responden. 

Hasil yang didapatkan oleh beberapa responden yang menjadi sasaran yaitu: meningkatkan informasi dan pemahaman terhadap pentingnya ASI EKSLUSIF pada balita, menambah wawasan kepada mahasiswa untuk bagaimana memberikan informasi yang mudah dipahami, dan meningkatkan pola fikir untuk melakukan pencegahan gagal tumbuh pada balitanya.

2. Penempelan dan Pembagian Poster Kepada Masyarakat Tentang Penanggulangan dan Pencegahan Stunting

Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Kalisalak, Kelurahan Kauman, dan Kelurahan Proyonanggan Utara di beberapa rumah warga dan tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu menggunakan handsanitanizer, memakai masker dan menjaga jarak.

Hasil yang didapatkan oleh beberapa responden yang menjadi sasaran yaitu: meningkatkan informasi dan pemahaman terhadap pentingnya penanggulangan dan pencegahan stunting, menambah wawasan kepada masyarakat tentang pencegahan stunting, dan meningkatkan pola fikir masyarakat untuk melakukan pencegahan gagal tumbuh pada balitanya.

3. Pemberian Makanan Tambahan pada Balita Guna Pencegahan Stunting

dokpri
dokpri

Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Kalisalak, Kelurahan Kauman, Kelurahan Kasepuhan, dan Kelurahan Proyonanggan Utara secara dor to dor ke rumah warga dan tetap mematuhi protokol kesehatan menggunakan masker dan jaga jarak.

Hasil yang didapatkan dalam pembagian makanan tambahan yaitu: meningkatkan informasi dan pemahaman tentang pentingnya makanan kudapan (snack atau bubur jagung) yang sehat dan bergizi untuk balitanya, menambah wawasan kepada responden pentingnya PMT, dan meningkatkan pola fikir masyarakat tentang pencegahan gagal tumbuh pada balitanya.

4. Penimbangan dan Pengukuran Tinggi Badan pada Balita

Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Kalisalak yaitu di rumah mahasiswa dan tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu memakai masker, handsanitanizer dan tetap menjaga jarak.

Hasil kegiatan yang didapatkan oleh beberapa responden yaitu: meningkatkan pengetahuan responden tentang pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada balita, meningkatkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pertumbuhan tinggi badan dan berat badan balita ke tempat pelayanan kesehatan, dan menambah wawasan betapa pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan balitanya.

5. Pembagian Obat Cacing

Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Kalisalak yaitu pada saat kegiatan posyandu. Hasil kegiatan ini dilaksanakan agar balita bisa mendapatkan obat cacing setiap 6 bulan sekali.

6. Praktik Cuci Tangan

Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Kalisalak, Kelurahan Kauman, dan Kelurahan Kasepuhan. Hasil kegiatan setelah diperlihatkan peragaan cuci tangan yang baik dan benar diharapkan balita dan warga lebih sering membersihkan tangan agar terhindar dari kuman dan bakteri.

7. Sosialisasi tentang Pencegahan ISPA

Kegiatan ini dilakukan di Kelurahan Kauman secara online (google meet). Hasil kegiatan ini diharapkan bisa membuat balita dan warga agar mau memakai masker sehingga terhindar dari ISPA dan Virus Covid-19.

8. Penyuluhan Pencegahan Stunting dan Membagikan Poster

dokpri
dokpri

Kegiatan penyuluhan tentang stunting ini dilaksanakan di Kelurahan Proyonanggan Utara dengan sasaran penyuluhan yaitu ibu yang memiliki balita. Metode yang digunakan yaitu metode ceramah yang merupakan suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. 

Dan materi yang diberikan yaitu, meliputi pengertian stunting, tanda dan gejala, bahaya stunting, dll. Setelah disampaikan penyuluhan tentang stuntung masyarakat mulai mengenal stunting dan mulai banyak petanyaan tentang stunting ini. Media yang digunakan dalam penyuluhan yaitu poster.

9. Penyuluhan Pencegahan Stunting yang dimulai dari Masa Remaja

dokpri
dokpri

Kegiatan penyuluhan pencegahan stunting dilaksanakan di Kelurahan Proyonanggan Utara yang memfokuskan pada remaja. Sasaran penyuluhan adalah remaja putri. 

Dan kegiatan ini dilakukan melalui bantuan media online yaitu WhatsApp Group (WAG). Mengingat himbauan dari pemerintah untuk tidak melakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang. 

Materi yang disampaikan yaitu terkait dengan pencegahan stunting, cara menjaga pola hidup sehat, dan meningkatkan kualitas remaja putri yang nantinya akan melahirkan generasi selanjutnya. Kegiatan diawali dengan perkenalan, peserta disapa oleh pemateri. Adapun materi yang disampaikan disesuaikan dengan sasaran penyuluhan. Tanggapan responden sangat baik ketika pelaksanaan kegiatan.

10. Membagikan Menu/Resep MPASI (Makanan Pendamping ASI)

Kegiatan membagikan Ebokk MPASI (Makanan Pendamping ASI) dilaksanakan di Kelurahan Proyonanggan Utara. Sasaran pembagian resep MPASI adalah ibu-ibu khususnya yang mempunyai balita umur 6-24 bulan. Dan kegiatan ini dilaksanakan melalui bantuan media online yaitu WhatsApp Personal Contact. 

Media yang digunakan adalah ebook atau buku dalam versi digital. Ebook Resep MPASI berisi mengenai beberapa resep makanan pendamping ASI untuk balita dengan kriteria resep makanan sesuai golongan umur. Kegiatan diawali dengan salam dan memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, program studi, dan kampus. Kemudian menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakannya pembagian ebook MPASI, dan selanjutnya yaitu penutup.

11. Membagikan Video Pencegahan Stunting

Kegiatan penyuluhan tentang stunting yang dilaksanakan di Kelurahan Proyonanggan Utara, dengan sasaran penyuluhan dari kegiatan membagikan video yaitu masyarakat umum khususnya ibu hamil dan ibu-ibu yang mempunyai balita. Selain itu membagikan video ke media sosial seperti Instagram, WhatsApp, maupun Youtube. Video cegah stunting yang dibagikan berisi mengenai pengertian stunting, bahaya stunting, dan pencegahan stunting. Metode yang digunakan yaitu metode massa dan media yang digunakan dalam penyuluhan ini yaitu dengan memanfaatkan media elektronik yaitu video.

12. Sosialisasi Perbedaan Gizi Buruk dengan Stunting

Kegiatan ini Sosialisasi terkait dengan perbedaan gizi buruk dengan stunting melalui Grup WA dengan media poster, diharapkan masyrakat dapat membedakan antara gizi buruk dengan stunting.

13. Gerakan Tanam Sayuran

Kegiatan ini memberikan cara untuk menanam sayuran dengan baik dan benar serta pembagian bibit sayuran dan pemanfaatan lahan pekarangan rumah.  Program "Gerakan Tanam Sayuran" dilakukan agar masyarakat tetap dapat mengkonsumsi sayur dan menanam sendiri tanpa harus membeli dengan uang, dalam upaya pencegahan stunting penanaman sayur juga merupakan alternatif paling mudah serta cara penerapannya mudah dipahami. Dengan harapan program ini bisa penuhi kebutuhan pangan keluarga serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga jika sudah terlaksana dengan baik.

Dalam penelitian ini menunjukkan berbagai kegiatan intervensi yang tidak hanya ditujukan kepada balita, tetapi juga ditujukan kepada ibu-ibu, remaja maupun masyarakat umum yang dapat dijangkau untuk semua kalangan. Kegiatan intervensi pada balita yang telah dilakukan yaitu membagikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan), pembagian obat cacing, praktik cuci tangan yang baik dan benar, penimbangan dan pengukuran tinggi badan pada balita. 

Kegiatan intervensi untuk ibu-ibu khususnya yang memiliki balita yaitu penyuluhan pencegahan stunting dan membagikan poster, membagikan menu/resep MPASI (Makanan Pendamping ASI), gerakan tanam sayuran, sosialisasi terkait dengan perbedaan gizi buruk dengan stunting, membagikan video pencegahan stunting, membagikan menu/resep MPASI (Makanan Pendamping ASI), sosialisasi tentang pencegahan ISPA, dan penyuluhan online tentang ASI Ekslusif bagi balita bersama ibu-ibu guna pencegahan stunting. Kegiatan intervensi untuk remaja yaitu penyuluhan pencegahan stunting yang dimulai dari masa remaja. 

Selain itu, kegiatan intervensi untuk masyarakat umum yaitu penyuluhan pencegahan stunting yang berupa video yang disebarluaskan ke media sosial seperti Instagram, WhatsApp, maupun Youtube.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun