Mohon tunggu...
Yanuar Z. Arief
Yanuar Z. Arief Mohon Tunggu... Dosen - Warga Kalbar, bagian dari Komunitas Masyarakat Energi Terbarukan (KOMMET)

Warga Kalbar, bagian dari Komunitas Masyarakat Energi Terbarukan (KOMMET)

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

PLTN, Limbah dan Masalahnya

22 Februari 2020   13:29 Diperbarui: 22 Februari 2020   21:14 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehingga tidak heranlah jika Menteri Lingkungan Hidup Jepang yang baru, Shinjiro Koizumi mengutarakan akan menutup semua PLTN di jepang disebabkan maha bahaya dan dampak mengerikan yang ditimbulkan PLTN di negaranya (Republika, 12 September 2019).

Dan kabar terbaru dari negara kita sendiri, Indonesia tercinta, tersiar berita mengenai terdeteksinya radiasi nuklir di atas ambang normal di komplek perumahan BATAN Indah, Tangerang Selatan pada awal februrai kemarin.  Tentu kita bertanya, bagaimana hal ini bisa terjadi di komplek perumahan yang nota bene didiami oleh orang-orang yang paham betul dengan bahaya dan dampak radiasi nuklir bagi manusia dan lingkungan. 

Dikutip dari Detik News tgl 15 Feb 2020, zat cesium (Cs) 137 diduga adalah unsur radioaktif yang mencemari kawasan permukiman BATAN Indah tersebut.  Unsur radioaktif Cs 137 adalah unsur yang sama dengan yang menyebar ke dunia akibat bencana nuklir Chernobyl tahun 1986 yang dampaknya masih dirasakan sampai kini. 

Pertanyaan selanjutnya, bagaimana dengan mimpi BATAN dan para pendukungnya untuk membangun PLTN di Indonesia, sedangkan menangani reaktor nuklir skala kecil untuk tujuan riset dengan produk isotopnya saja masih terkesan sembrono dan asal-asalan? Kejadian yang memalukan ini menunjukkan suatu indikasi jelas bahwa tingkat disiplin, integritas dan budaya keamanan serta keselamatan kita masih belum bisa diharapkan untuk menangani PLTN yang menuntut standar keselamatan super tinggi.

batan-indah-jpg-5e50ce54097f3631443c4e34.jpg
batan-indah-jpg-5e50ce54097f3631443c4e34.jpg
Dari paparan di atas mengenai rumit dan tingginya risiko penanganan limbah PLTN, masih bisakah kita mengatakan PLTN yang menggunakan uranium yang bersifat radioaktif sebagai bahan bakar utamanya sebagai "delicious uranium" (uranium yg lezat) seperti lezatnya buah apel? 

Kalaupun ada "kelezatan" dari uranium ini (setidaknya bagi segilintir pihak yang memperoleh keuntungan), malah semakin jelas akan membawa kesengsaraan bagi rakyat banyak di kemudian hari sehingga lebih tepat diungkapkan sebagai "dangerous uranium" (uranium yang berbahaya). Pilihan ada di tangan pemimpin daerah dan negeri ini, apakah masih belum puas dengan "mewariskan" anak cucu bukan hanya dengan hutang yang menggunung, tapi ditambah lagi dengan limbah PLTN yang berdampak ribuan hingga jutaan tahun.

===========================

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun