Mohon tunggu...
Muhammad Ainul Yaqin
Muhammad Ainul Yaqin Mohon Tunggu... Dosen Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen Teknik Informatika yang menekuni bidang keahlian Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi, Manajemen Proses Bisnis, Process Mining, dan Arsitektur Enterprise.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Skandal Finansial Terbongkar! Begini Cara AI Melacak Anomali di Rekening Kamu!

2 Maret 2025   04:00 Diperbarui: 1 Maret 2025   17:38 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dunia keuangan yang penuh lika-liku, satu hal yang pasti: kalau ada uang yang "hilang" atau muncul tiba-tiba di rekening, ada sesuatu yang nggak beres. Bisa jadi itu kesalahan sistem, transaksi curang, atau bahkan tanda-tanda awal invasi alien di dunia finansial. Nah, buat mencegah hal-hal aneh ini terjadi, muncullah deteksi anomali, ilmu canggih yang memastikan uang nggak tiba-tiba jalan-jalan tanpa izin.

Anomali? Itu Kayak Apa?

Anomali dalam transaksi keuangan itu kayak mantan yang tiba-tiba ngechat setelah bertahun-tahun hilang. Ganjil, mencurigakan, dan bikin bertanya-tanya. Dalam dunia finansial, anomali bisa berbentuk:

  1. Transaksi Janggal -- Misalnya, ada seseorang yang biasanya cuma transfer Rp50 ribu per bulan, tapi tiba-tiba mentransfer Rp50 juta ke akun di luar negeri.
  2. Penggunaan Kartu Kredit Aneh -- Kartu yang biasanya dipakai buat beli kopi tiba-tiba dipakai buat beli 10 tiket pesawat ke Monaco.
  3. Frekuensi Transaksi Meningkat Drastis -- Seseorang yang biasanya jarang transaksi, tiba-tiba jadi sering banget belanja dalam jumlah besar.

Menurut Jain (2024), deteksi anomali ini penting karena anomali bisa menandakan kesalahan sistem, penipuan, atau bahkan strategi menghindari pajak (ups!).

Metode Canggih Buat Ngendus Anomali

Bayangin kalau semua transaksi di dunia ini diperiksa manual satu per satu. Udah pasti dunia bakal stuck karena para analis keuangan bakal sibuk berkutat dengan spreadsheet seumur hidup. Maka dari itu, hadirlah berbagai metode deteksi anomali berbasis teknologi yang bisa menyelamatkan kita semua.

1. Machine Learning: Si Detektif Finansial Digital

Jain (2024) menjelaskan bahwa machine learning (ML) bisa digunakan buat mengenali pola transaksi yang normal dan mencurigakan. Ada tiga pendekatan utama:

  • Supervised Learning -- Model dilatih dengan data berlabel (contoh transaksi normal dan anomali), jadi dia tahu mana yang wajar dan mana yang "kriminal."
  • Unsupervised Learning -- Model ini nggak dikasih contoh anomali sebelumnya. Dia cuma disuruh belajar sendiri dan mencari transaksi yang kelihatan mencurigakan berdasarkan pola umum.
  • Semi-Supervised Learning -- Kombinasi dari dua metode di atas, buat efisiensi dan ketepatan lebih tinggi.

Menurut Jain (2024), pembelajaran mesin ini sudah terbukti ampuh mengurangi kerugian akibat anomali keuangan dengan mendeteksinya lebih awal sebelum berubah jadi masalah besar.

2. User Entity Behavior Analytics (UEBA): Si Mata-Mata Digital

Rengarajan & Babu (2021) memperkenalkan konsep User Entity Behavior Analytics (UEBA) yang bekerja layaknya mata-mata digital. Metode ini nggak cuma menganalisis transaksi, tapi juga mempelajari perilaku pengguna.

Misalnya, kalau biasanya seseorang hanya belanja Rp500 ribu per bulan, lalu tiba-tiba gesek kartu kredit Rp50 juta buat beli mobil remote control, sistem bakal langsung curiga. UEBA melihat berbagai aspek seperti:

  • IP Address -- Transaksi dilakukan dari perangkat atau lokasi yang nggak biasa?
  • Frekuensi Transaksi -- Pengguna tiba-tiba jadi super aktif belanja atau transfer?
  • Pola Perilaku -- Apakah perilaku ini mirip dengan kasus penipuan sebelumnya?

Jadi, kalau tiba-tiba ada seseorang belanja online di jam 3 pagi dari IP yang terdaftar di tengah gurun pasir, bisa jadi itu transaksi mencurigakan.

3. Data Visualization: Biar Mudah Dibaca, Bukan Bikin Pusing

Pinto & Sobreiro (2022) bilang kalau data keuangan itu sering kali ribet dan penuh angka. Makanya, butuh visualisasi data biar lebih gampang dimengerti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun