Mohon tunggu...
Yanuardi NurRamadhan
Yanuardi NurRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA

Saya adalah mahasiswa yang juga sedang bekerja, menjadi mahasiswa bukan berarti berhenti membuat karya, karena mahasiswa adalah jalan menuju surga karya. Sebagai mahasiswa yang bekerja paruh waktu, semua dilakukan untuk keberlangsungan pengaruh jantung terus berdetak dan darah terus mengalir.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Bucin dalam Kehidupan Sebelum Nikah

15 April 2021   13:16 Diperbarui: 15 April 2021   13:23 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Bucin atau budak cinta merupakan salah satu fenomena yang kini menjadi istilah trend di kehidupan kita. Perlu diketahui, apa sih itu bucin budak cinta. Maksudnya seperti apa? 

Saat ini penulis belum menemukan artikel atau jurnal resmi dan terpercaya mengenai fenomena mengenai penamaan budak cinta ini sendiri. 

Apabila mengutip dari sindonews.com, istilah ‘bucin’ atau budak cinta dipopulerkan oleh dua orang kakak beradik yang menjadi youtuber. Andovi dan Jovi dalam kanal Youtube ‘SkinnyIndonesia24’ yang disebutkan dalam konten youtube mereka.

Penggunaan kata bucin ini kini banyak dipakai untuk orang-orang yang terlalu sayang dengan orang yang mereka sukai, semisal pacar atau gebetan. 

Sebenarnya bucin adalah sesuatu yang wajar apabila digunakan dengan orang yang tepat; yaitu kehidupan setelah mengucapkan ‘sah’ ketika akad. 

Kehidupan setelah pernikahan ketika diwarnai dengan saling mencinta itu lebih baik dan tidak terlalu merugikan karena mereka sudah menjadi keluarga yang sudah seharusnya saling sangat menyayangi. Hal ini berkaitan dengan saling mengasihi tetapi dengan konteks nalar dikedepankan. 

Bucin akan sangat berbeda ketika dipraktekkan kedalam kehidupan pra-nikah. Dimana kebanyakan dalam hal ini salah satu pihak akan sangat dirugikan.

Bucin bisa diartikan juga menghamba pada si kekasih, lebih mementingkan apapun demi kekasihnya merasa senang. Kebanyakan dari orang-orang ini merasa bahwa hidupnya tergantung dengan perhatian sang kekasih.

Bucin juga bisa disebut sebagai sebuah kecanduan, seperti dalam dimuat di jurnal Philosophy, Psychiatry, & Psychology. Bahwasanya cinta itu membuat ketagihan, dan hal itu terkadang sukar untuk dibedakan antara kecanduan dan cinta yang melebih-lebihkan. 

Terkadang dari kita membela bahwa hal itu bisa menjadi hal yang positif, tetapi ketika kita telaah lebih lanjut lagi, keuntungan yang ditimbulkan biasanya hanya mengacu pada salah satu pihak. 

Menurut penelitian dari jurnal Frontiers Psychology, cinta romantis digambarkan sebagai rasa candu yang alami karena menimbulkan berbagai efek yang bersifat seperti kecanduan.

Hal ini tentu sangat merugikan salah satu pihak yang mengalami. Bisa kita lihat dalam kehidupan pra-nikah dimana salah satu pihak bucin, maka bisa dipastikan ketika hubungan mereka berakhir ada yang merasa dirugikan. 

Contohnya adalah ketika laki-laki yang bucin, memberikan apapun sampai mengorbankan semuanya, harta-pekerjaan-bahkan hingga keluarganya sendiri. Merasa sudah melakukan pengorbanan yang besar, eh akhir-akhirnya tidak jadi pula.

Apakah pihak perempuan yang rugi?  Lalu kita ambil contoh ketika pihak perempuan yang bucin, kita bisa lihat seberapa maunya bahkan sampai terkadang ‘tubuhnya’ pun ikut tergadaikan atas nama ‘cinta’ itu, belum lagi kerugian secara mental dan materil.

Penyebab bucin banyak sekali, menurut pengalaman pribadi yang sudah mengalami bucin dua kali, bucin pertama bisa disebabkan karena menginginkan sesuatu yang berlebihan dari pasangan. 

Misalnya adalah menginginkan perhatian yang sama, balasan yang sama, atau keinginan lain secara personal (misalnya ganteng, cantik, fisik, rupa, dll). Lalu yang kedua, bucin ditimbulkan karena takut kehilangan. H

al ini disebabkan karena kita tidak menginginkan berpisah atau kehilangan sesuatu yang menurut kita sangat kita inginkan. Apabila mendapat apa yang kita inginkan, terkadang kita berpikir harus menjaga dengan apapun yang kita miliki. 

Ketiga adalah nafsu, karena kadang bucin timbul karena nafsu bisa tersalurkan dan ingin mengganti dengan yang lebih, dan juga apalagi takut kehilangan hal itu (penyaluran hal yang tidak baik). Keempat karena kita tidak yakin dengan diri sindiri dan merasa tidak ada yang bisa menerima kita selain pasangan kita saat ini.

Bisa dibayangkan betapa merugikannya fenomena bucin ini. Bisa dikatakan sebuah fenomena yang toxic atau sesuatu yang buruk. 

Hal ini sangat merugikan salah satu pihak karena terlalu besar berkorban demi orang yang belum tentu berkorban untuk kita sendiri. Tentu akan menjadi tambahan beban mental, moriil, materi, bahkan hingga ke kehidupan personal yang terganggu.

Ingat kata Patrick Star “Pemujaan yang berlebihan itu tidak baik”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun