Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... Lainnya - Pencari Makna

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menghadapi Kehidupan Baru: Pertimbangan Mendalam Sebelum Pindah ke Jepang

26 Maret 2024   19:07 Diperbarui: 27 Maret 2024   05:36 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Perencanaan Pindah ke Jepang ( Pexels.com/Karolina Grabowska )

Sembari menyeruput kopi pagi ini, saya membuka cerita tentang keinginan saya untuk pindah ke Jepang. Saya ingin melihat reaksi teman-teman terhadap ide tersebut.

Awalnya, teman-teman saya terkejut. Namun, beberapa waktu kemudian, raut wajah mereka berubah. Mereka tertarik untuk mendengarkan alasanku mengenai peluang kerja di Jepang.

Sejujurnya, saya sendiri tidak bersemangat dengan gagasan itu. Sebab sebelum memutuskan hal besar seperti itu, penting bagi saya untuk memahami  persyaratan-persyaratan dan persiapan yang diperlukan.

Pindah ke negara baru bukanlah keputusan yang boleh diambil begitu saja. Setiap langkah  dipertimbangkan dengan matang, terutama ketika itu melibatkan perubahan besar dalam kehidupan, seperti pindah ke negara asing.

Jepang, dengan segala budaya dan tradisinya yang begitu berbeda, memiliki sejumlah tantangan dan persiapan yang dipersiapkan sebelumnya. 

Dalam tulisan ini, saya akan menguraikan mengapa saya merasa tidak ingin melangkah ke sana, terutama dari sudut pandang persiapan yang dibutuhkan.

Alasan-alasan "Ogah Pindah ke Jepang" Berdasarkan Persiapan yang Diperlukan

1. Belajar Bahasa Jepang

Ketika saya mempertimbangkan pindah ke Jepang, saya sadar bahwa saya belum memiliki pengetahuan bahasa Jepang. Saya khawatir akan kesulitan berkomunikasi sehari-hari dan berinteraksi dengan masyarakat lokal.

Saya juga menyadari bahwa mempelajari bahasa Jepang membutuhkan waktu dan usaha yang besar. Proses pembelajarannya intensif dan memerlukan dedikasi yang konsisten. Saya merasa ragu apakah saya memiliki waktu dan komitmen yang cukup untuk menguasai bahasa Jepang sebelum memutuskan untuk pindah.

2. Riset Tentang Budaya dan Kebiasaan

Budaya Jepang memiliki norma-norma sosial yang berbeda dengan budaya saya sendiri. Memahami dan beradaptasi dengan norma-norma ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dalam konteks interaksi sosial sehari-hari. Saya khawatir akan kesulitan memahami dan mengikuti aturan yang berlaku di masyarakat Jepang.

Saya juga merasa tidak yakin tentang bagaimana saya akan menjalani kehidupan sosial di Jepang. Mulai dari cara berinteraksi dengan tetangga, hingga mencari teman dan membangun hubungan sosial yang berarti,  terasa tidak pasti. Rasa tidak nyaman ini membuat saya ragu untuk memulai kehidupan baru di negara yang berbeda.

3. Persiapan Keuangan

Sebelum memutuskan untuk pindah ke Jepang, saya memperhitungkan dengan cermat biaya hidup di sana. Biaya perumahan, makanan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari lainnya bisa jauh berbeda dengan di negara asal saya. Saya merasa perlu memastikan bahwa saya memiliki dana yang cukup untuk menutupi biaya tersebut secara konsisten.

Saya juga khawatir tentang jaminan finansial yang cukup untuk menutupi biaya hidup di Jepang dalam jangka panjang. Perubahan kondisi ekonomi, kebutuhan mendesak, atau kesalahan perhitungan bisa mengganggu stabilitas keuangan saya di negara baru.

4. Siapkan Dokumen dan Izin Tinggal

Proses administrasi untuk mendapatkan dokumen dan izin tinggal di Jepang bisa sangat kompleks dan memakan waktu. Mulai dari pengajuan visa hingga persyaratan dokumen yang dipenuhi, setiap langkah memerlukan perhatian dan kepatuhan yang teliti. Saya merasa tidak yakin apakah saya memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk menangani proses ini.

Selain kompleksitasnya, saya juga cemas akan kemungkinan terhambatnya proses pindah saya jika terjadi kesalahan atau kendala dalam proses aplikasi. Kesalahan kecil atau ketidaksesuaian dalam dokumen bisa mengakibatkan penundaan yang tidak diinginkan dalam rencana pindah saya ke Jepang.

Kesimpulan

Dalam rangkaian alasan tersebut, saya menyadari bahwa persiapan yang dibutuhkan sebelum pindah ke Jepang menimbulkan tantangan yang signifikan. Dari kesulitan belajar bahasa hingga kompleksitas proses administrasi, setiap langkah dalam persiapan tersebut menimbulkan keraguan dan ketidakpastian akan kemampuan serta kesiapan saya untuk menjalani kehidupan di Jepang. 

Beberapa alasan di atas mebuat saya untuk tidak melanjutkan rencana pindah ke Jepang saat ini. Meskipun saya mengakui daya tarik budaya yang dimiliki oleh negara tersebut, kesadaran akan tantangan dan keterbatasan yang saya miliki membuat saya memutuskan untuk menunda atau bahkan mengubah rencana pindah tersebut.

Saya menyadari bahwa setiap keputusan untuk pindah ke negara baru didasarkan pada kesiapan dan persiapan yang matang. Meskipun Jepang menawarkan banyak peluang dan pengalaman menarik, saat ini saya percaya bahwa saya belum siap untuk menghadapinya.

Oleh karena itu, saya akan terus mempertimbangkan pilihan ini dengan lebih matang di masa depan, ketika saya telah merasa lebih siap secara pribadi dan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengatasi persyaratan-persyaratan yang diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun